Kebun Raya Banua memiliki tanaman buah buku-buku atau lengkeng banua yang merupakan khas kalimantan.
Kepala Seksi Penelitian dan Konservasi Tumbuhan exsitu, UPT (Unit Pelaksana Teknis) Kebun Raya Banua, Syahril Jayansyah mengatakan, bahwa buah lengkeng banua atau buah buku-buku biasa disebut dengan nama Isau atau disebut juga oleh suku Dayak dengan nama buah Ihau atau mata kucing.
“Namun masyarakat di Kabupaten Kotabaru menyebut buah ini dengan sebutan buah buku-buku,” ucap Syahril, Banjarbaru, Selasa (15/9/2020).
Ia menambahkan, buah buku-buku merupakan tumbuhan anggota suku sapindaceae asli Asia Tenggara, ditemukan di Kalimantan, Sarawak, Sabah, dan Negara Filipina. Memiliki sinonim Dimocarpus informis Lour, Dimocarpus litchi Lour.
“Tanaman ini tumbuh di daerah dataran ketinggian 1000 mdpl dengan tingkat keasaman tanah 4,5-8 pH. Tinggi pohon mencapai 40 m dengan ciri daun majemuk, berseling, bersirip genap dengan anak daun 2-4 pasang, berhadapan-berseling, sudut pertualangan berambut, pertualangan utama berlekuk ke bawah pada pangkal daun. Perbungaan majemuk, jarang soliter. Untuk buah berbentuk bulat agak lonjong, berbintil-bintil kecoklatan dengan daging buah tipis berwarna putih bening dengan rasa manis dan bijinya berwarna coklat sampai kehitaman,” tambahnya.
Selain itu, buah ini memiliki rasa seperti buah lengkeng, hanya saja daging buahnya lebih tipis.
“Sekilas buah buku-buku terlihat menyerupai buah sarikaya, namun dengan ukuran yang lebih kecil dan bentuk lebih bulat lonjong.” bebernya.
Menurutnya, buah buku-buku mengandung energi, karbohidrat, vitamin C, protein, magnesium, kalsium, besi, potasium, dan fospor.
“Kandungan tersebut membuat buku-buku dikenal dapat melindungi tubuh dari penyakit flu, dapat menurunkan berat badan dan membantu meningkatkan imun tubuh. Sehingga sangat bagus untuk terhindari dari Covid-19,” pungkasnya. MC Kalsel/Rol