Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Balitbangda) Kalsel menggelar seminar akhir kajian historis Kepahlawanan Pangeran Hidayatullah sebagai Pahlawan Nasional di Aula Balitbagda Kalsel, Banjarbaru, Kamis (14/11/2019).
Kajian tersebut tidak hanya diawaki tim Balitbangda Kalsel, namun turut melibatkan sejumlah akademisi, sejarawan termasuk budayawan yang ada di Kalsel, yakni Bambang Subiyakto sebagai ketua tim dan beranggotakan Ersis Warmansyah Abbas, M. Zaenal Arifin Anis, Syaharuddin, Yusliani Noor, Mansyur, Sirpan, dan Wajidi Amberi.
Dosen Pascasarjana Sejarah Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung, Helius Sjamsuddin mengatakan penulisan kajian historis Kepahlawanan Pangeran Hidayatullah bertujuan untuk memberikan penjelasan historis semangat perjuangan dan kepahlawanan Hidayatullah dalam Perang Banjar.
“Menganalisis peluang Pangeran Hidayatullah sebagai Pahlawan Nasional dilihat dari aspek data sejarah, pendekatan kajian, nasionalisme dan patriotisme untuk kepentingan pendidikan, aspirasi masyarakat Kalsel dan rekomendasi kebijakan,” ujarnya.
Selain itu, Helius menjelaskan manfaat hasil kajian yakni sebagai bahan penyusun rekomendasi kebijakan Gubernur Kalimantan Selatan untuk mengusulkan kembali Pangeran Hidayatullah sebagai Pahlawan Nasional.
“Hasil kajian yang telah dipublikasikan menjadi buku dan akan dijadikan bahan kelengkapan usulan Pangeran Hidayatullah sebagai Pahlawan Nasional ke Kementerian Sosial Republik Indonesia di Jakarta,” paparnya
Lebih lanjut Helius menerangkan, metode penelitian meliputi sejarah, mengumpulkan sumber-sumber lisan, sumber tertulis maupun sumber benda peninggalan masa lampau dengan tahap heuristik, kritik, interpretasi dan historiografi.
Adapun tahapan yang sudah dilakukan terang Helius, yaitu melakukan workshop dengan pakar sejarah atau sejarawan senior terkait metodologi dan strategi dalam pengusulan Pangeran Hidayatullah sebagai Pahlawan Nasional dengan menghadirkan Prof. Dr Susanto Zuhdi.
“Melakukan diskusi dengan pihak Kementerian Sosial RI, melakukan pengumpulan data di 11 Kabupaten/Kota di Kalsel, Jakarta dan Cianjur, dan menjaring aspirasi dan rekomendasi dari masyarakat, pemerintah, dan organjsasi kemasyarakatan di Kalsel, melakukan diskusi dengan sejarawan, melakukan kritik sumber, melakukan analisis, perumusan strategi pengusulan kembali Pangeran Hidayatullah sebagai Pahlawan Nasional, penyusunan laporan dan penyampaian laporan berupa laporan akhir dan buku,” tutupnya. MC Kalsel/scw