Pertunjukan Indonesia Program Ruang Kreatif Seni Pertunjukan Indonesia yang digagas Garin Nugroho dan diselenggarakan Bakti Budaya Djarum Foundation-Garin Workshop tahun 2019 hadir di Banjarmasin.
Program yang mempertemukan pelaku seni pertunjukan ternama dan berpengalaman dengan seniman-seniman muda digelar di aula taman budaya Banjarmasin, Selasa (20/8/2019).
Dalam roadshow Bincang Kreatif Seni, pertunjukan itu akan menggandeng seniman senior yang berbakat di bidangnya seperti Iswadi Pratama dari Teater Satu Lampung dan Meida Bestari alumi ruang kreatif tahun 2017 serta Garing Nugroho Sutradara. Perwakilan dari Djarum Foundation, Adi Pardianto mengatakan tujuan kegiatan untuk mengasah kreativitas dan memperkuat sistem pengelolaan, serta kolaborasi dalam seni pertunjukan para keator muda tanah air yang tergabung dalam komunitas seni. Pertemuan yang menjadi wadah diskusi, berbagi ilmu dari pengalaman yang melibatkan instruktur dari seniman professional diharapkan bisa terus menghidupkan dunia seni di Indonesia.
“Ruang Kreatif Seni Pertunjukan Indonesia memang bertujuan untuk mengedukasi masyarakat, khususnya pelaku seni agar mengetahui proses awal produksi hingga akhirnya sebuah karya bisa ditampilkan di atas panggung,” ungkapnya.
Oleh karena itu Program Director Bakti Budaya Djarum Foundation dari tahun ke tahun, jumlah proposal yang masuk semakin bertambah dan kualitas produksi dan karya yang ditampilkan para peserta terpilih juga semakin membaik.
“Semakin banyak para seniman muda yang berpartisipasi dalam program tersebut sehingga proses regenerasi di bidang seni pertunjukan Indonesia tetap berjalan,” Harapnya.
Iswadi Pratama mengatakan transformasi perkembangan seni di luar daerah itu menjadi sangat terlambat dan ini yang menurutku menjadi PR yang harus difikirkan bersama-sama. Seperti Bincang Program Kreatif Seni , ia katakan bukan hanya hasanah kebudayaannya saja tetapi pelaku seninya juga sangat banyak jumlahnya hanya selama ini tidak terekspose.
“Peran yang saat ini harus dilakukan membuka ruang sebesar-besarnya bagi perkembangan seni kalo memang mereka mau benar-benar mengembangkan seni kreatif, ekonomi kreatif,” ungkapnya.
Karena sekarang ini di negara-negara lain persaingannya adalah persaingan perdagangan yang diramalkan bahwa ada banyak lapangan pekerjaan yang akan tutup.
“Sekarang misalnya belanja ngga perlu ke pasar lagi cukup online saja, diramalkan akan ada profesi yang hilang, karena diambil alih oleh teknologi, dan satu-satunya yang akan tetap terjaga adalah seni ekonomi kreatif,” bebernya.
Maka kalau memang pemerintah bersungguh-sungguh mendorong, harus dibuka selebar-lebarnya dan faktor yang mendorong perkembangan seni harus sedapat mungkin diadakan disetiap wilayah dan daerah.
“Apabila pendekatannya bukan fisikal artefak bukan bangunan-bangunan infrastruktur dan lainnya harusnya sudah difikirkan sejak sekarang kebudayaan, keseniannya,” pungkasnya. MC Kalsel/tgh