Pendidikan Kejuruan Diharapkan Mampu Mengurangi Kesenjangan di Dunia Kerja

Staf Ahli Bidang Ekonomi dan Pembangunan, Gusti Yanuar Rifa’i menyampaikan sambutan pada Workshop Bridge Education Indonesia-China di Aula Rektorat ULM Banjarmasin, Senin (20/11). Mc Kalsel / Dha

Pembangunan di bidang pendidikan mutlak harus dilakukan. Penyelenggaraan pendidikan yang baik akan melahirkan SDM yang unggul, sehingga membawa dampak berkelanjutan bagi kemajuan suatu daerah dan kesejahteraan masyarakat.  Salah satu strategi dan kebijakan yang dapat mengurangi kesenjangan tersebut adalah melalui pendidikan dan pelatihan teknik dan kejuruan.

Terkait hal tersebut, Universitas Lambung Mangkurat (ULM) bersama Delegasi China University of Mining and Technology (CUMT) mengadakan Workshop Bridge Education Indonesia-China (BEIC) dengan tema Youth Employability Bridging Gap Classroom-Workplace di Aula Rektorat ULM Banjarmasin, Senin (20/11).

Gubernur Kalimantan Selatan, H Sahbirin Noor diwakilkan Staf Ahli Bidang Ekonomi dan Pembangunan Gusti yanuar Rifa’i mengatakan pendidikan kejuruan hadir untuk mendukung tumbuhnya tenaga kerja dengan kualifikasi yang cukup bervariasi, dan spesifik yang sesuai dengan kebutuhan dunia kerja.

“Pekerja yang memiliki kualifikasi yang tinggi dinilai memiliki kemampuan untuk selalu bisa berkreasi, berinovasi dan mengembangkan kompentensinya,” katanya.

Untuk itu, diperlukan upaya terintegrasi baik di sektor pendidikan maupun ketenagakerjaan, untuk menutup atau mengurangi kesenjangan antara dunia pendidikan dan kebutuhan dunia kerja.

Sesuai UU No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, khususnya pada pasal 21, dinyatakan bahwa pendidikan kejuruan merupakan jenjang pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu.

“Dari sini dapat kita cermati, bahwa di dalam konteks sistem pendidikan nasional Indonesia, pendidikan kejuruan merupakan pendidikan yang didesain agar peserta didik siap untuk menjadi tenaga kerja pada level dan bidang tertentu,” lanjutnya.

Kebijakan tersebut diharapkan diikuti oleh sektor swasta untuk turut meningkatkan peran dan tanggung jawab dalam menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan teknis bagi para peserta didik.

Ia menambahkan, Pemprov Kalsel sendiri sangat mendukung upaya yang dilakukan oleh sektor swasta, yang memberikan kesempatan yang luas bagi peserta didik untuk belajar secara langsung di dunia kerja, dengan sistem magang atau Praktek Kerja Lapangan (PKL), sehingga membuat peserta didik siap memasuki dunia kerja. (Dha)

Mungkin Anda Menyukai

Tinggalkan Balasan