Badan Pusat Statistik (BPS) Kalimantan Selatan (Kalsel) pada Oktober 2024 secara umum menunjukkan adanya kenaikan. Berdasarkan hasil pemantauan BPS Provinsi Kalimantan Selatan di 5 kabupaten/kota, pada Oktober 2024 terjadi inflasi y-on-y sebesar 1,81 persen, atau terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 104,23 pada Oktober 2023 menjadi 106,12 pada Oktober 2024.
“Inflasi y-on-y terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya hampir seluruh indeks kelompok pengeluaran, yaitu: kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 1,08 persen; kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 1,27 persen; kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,36 persen; kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,81 persen; kelompok kesehatan sebesar 3,98 persen; kelompok transportasi sebesar 2,19 persen; kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 1,32 persen; kelompok pendidikan sebesar 1,62 persen; kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 1,73 persen; dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 9,70 persen. Sementara kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan indeks, yaitu: kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,34 persen,” kata Kepala BPS Kalsel, Martin Wibisono, Banjarbaru, Jumat (1/11/2024).
Komoditas yang dominan memberikan andil/sumbangan inflasi y-on-y pada Oktober 2024, antara lain: emas perhiasan, ikan gabus, tarif parkir, sigaret kretek mesin, ikan papuyu, udang basah, tarif rumah sakit, ikan patin, minyak goreng, gula pasir, mobil, bawang merah, kue kering berminyak, angkutan udara, kopi bubuk, daging ayam ras, sewa rumah, ikan nila, nasi dengan lauk, es, sepeda motor, cumi-cumi, upah asisten rumah tangga, bawang putih, shampo, ikan bakar, biaya sekolah dasar, sigaret kretek tangan, dan tarif air minum pam.
Sedangkan komoditas yang memberikan andil/sumbangan deflasi y-on-y, antara lain: beras, bensin, cabai merah, cabai rawit, kacang panjang, pepaya, sabun deterjen bubuk, bahan bakar rumah tangga, ikan tongkol, dan tomat.
Sementara komoditas yang dominan memberikan andil/sumbangan inflasi m-to-m pada Oktober 2024, antara lain: emas perhiasan, angkutan udara, ikan gabus, tarif rumah sakit, daging ayam ras, tomat, cumi-cumi, sewa rumah, telur ayam ras, ikan nila, dan ikan peda. Sedangkan komoditas yang memberikan andil/sumbangan deflasi m-to-m, antara lain: bensin, cabai rawit, kacang panjang, semangka, beras, terong, ikan tongkol, cabai merah, ketimun, jagung manis dan kangkung.
Pada Oktober 2024, kelompok pengeluaran yang memberikan andil/sumbangan inflasi y-on-y, yaitu: kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 0,32 persen; kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,07 persen; kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,05 persen; kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,03 persen; kelompok kesehatan sebesar 0,14 persen; kelompok transportasi sebesar 0,24 persen; kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 0,03 persen; kelompok pendidikan sebesar 0,06 persen; kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 0,22 persen; dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,67 persen.
“Sementara kelompok pengeluaran yang memberikan andil/sumbangan deflasi y-on-y, yaitu kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,02 persen,” kata Martin. MC Kalsel/scw