Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Selatan (Kalsel) melalui Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispersip) Kalsel mengadakan Bimbingan Teknis (Bimtek) Pendataan Perpustakaan se-Kalsel.
Kepala Dispersip Kalsel, Nurliani diwakili Plt Sekretaris Dispersip Kalsel, Adethia Hailina mengatakan Bimtek ini dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan wawasan dan keterampilan pustakawan/pengelola perpustakaan Dispersip di 13 kabupaten/kota di Kalsel.
Bimtek yang diikuti pustakawan/pengelola perpustakaan Dispersip di 13 kabupaten/kota inipun mengangkat tema “Peningkatan Indeks Pembangunan Literasi Masyarakat (IPLM) dan Tingkat Gemar Membaca (TGM) kabupaten/kota se-Kalsel”.
Hal ini, lanjut, Adethia, sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan bahwa pemerintah daerah dalam hal ini Dispersip Kalsel memiliki kewenangan untuk mengatur, mengawasi, dan mengevaluasi penyelenggaraan perpustakaan di wilayah Kalsel.
“Maka pada tahun ini kami akan fokuskan lebih aktif lagi pengawasan dan evaluasi dalam hal data perpustakaan se-Kalsel. Hal ini dilakukan dalam rangka meningkatkan IPLM dan TGM Provinsi Kalsel,” kata Adethia, Banjarmasin, (12/9/2024).
Dia berharap hasil dari Bimtek ini bisa diimplementasikan oleh pustakawan/pengelola perpustakaan Dispersip di kabupaten/kota dalam perhitungan IPLM dan TGM secara mandiri.
“Karena selama ini perhitungan dilakukan oleh Perpustakaan Nasional jadi ibaratnya daerah itu terima bersih saja. Dengan adanya Bimtek ini, kita bisa melakukan perhitungan mandiri dan sudah tidak tergantung dengan perhitungan dari Perpusnas. Sehingga kedepan pihak Perpusnas hanya tinggal melakukan validasi saja, apakah yang dihitung oleh daerah itu sudah benar atau tidak,” jelasnya.
Sementara itu, Konsultan Perpusnas RI Ustuwanah Aisyah mengatakan, agar pustakawan/pengelola perpustakaan Dispersip di daerah memperhatikan betul-betul apa saja yang dihitung dalam IPLM dan TGM karena sangat berpengaruh pada hasil kedepannya.
“Untuk IPLM ada tujuh indikator yang dihitung sedangkan untuk TGM ada lima dimensi utama yang menjadi faktor utama perhitungannya,” beber Aisyah.
Adapun tujuh indikator perhitungan IPLM diantaranya yakni, pemerataan layanan perpustakaan, ketercukupan koleksi, tenaga perpustakaan, tingkat kunjungan ke perpustakaan, kemudian perpustakaan yang dibina sekolah SMP, keterlibatan masyarakat dalam sosialisasi perpustakaan, dan terakhir anggota perpustakaan.
Sedangkan untuk indikator TGM, Aisyah mengungkapkan diantaranya yakni, frekuensi membaca, durasi membaca, jumlah buku yang dibaca, frekuensi akses internet, dan durasi akses internet.
“Semoga dengan materi yang saya sampaikan hari ini bisa di implementasikan oleh setiap rekan di kabupaten/kota di Kalsel, sehingga penilaian IPLM dan TGM setiap kabupaten/kota bisa meningkat setiap tahunnya,” tukasnya. MC Kalsel/Jml