Badan Pusat Statistik (BPS) Kalimantan Selatan (Kalsel) merilis perkembangan ekspor barang asal Kalsel yang mencapai US$971,77 juta atau turun 10,32 persen dibanding nilai ekspor Maret 2024 yang sebesar US$1,08 miliar.
Jika dibandingkan dengan nilai ekspor April 2023 yang mencapai US$1,12 miliar, nilai ekspor April 2024 ini turun sebesar 13,46 persen.
“Ekspor terbesar Kalsel pada April 2024 berdasarkan kode Harmonized System (HS) 2 dijit disumbangkan oleh kelompok bahan bakar mineral (HS 27) dengan nilai US$832,87 juta. Nilai tersebut mengalami penurunan, yaitu sebesar 10,45 persen dibandingkan ekspor Maret 2024 yang sebesar US$930,10 juta,” kata Kepala BPS Kalsel, Martin Wibisono, Banjarbaru, Senin (3/6/2024).
Berdasarkan kontribusinya terhadap total ekspor April 2024, kelompok bahan bakar mineral (HS 27) memberikan kontribusi terbesar yaitu sebesar 85,71 persen. Kemudian diikuti oleh kelompok lemak dan minyak hewan/nabati (HS 15) dan kelompok kayu dan barang dari kayu (HS 44) dengan kontribusi masing-masing sebesar 11,58 persen dan 1,20 persen.
“Nilai impor Kalsel pada April 2024 mencapai US$151,29 juta. Nilai ini mengalami penurunan sebesar 43,33 persen jika dibandingkan dengan nilai impor Maret 2024 yang sebesar US$266,97 juta. Bila dibandingkan dengan nilai impor April 2023 yang mencapai US$90,06 juta, maka nilai impor April 2024 ini naik sebesar 68,00 persen,” kata Martin.
Martin pun menjelaskan, lima kelompok barang yang mempunyai nilai impor tertinggi yang masuk ke Kalimantan Selatan adalah kelompok bahan bakar mineral (HS 27); diikuti kelompok mesin dan peralatan mekanis serta bagiannya (HS 84); kelompok kapal, perahu, dan struktur terapung (HS 89); kelompok serealia (HS 10); serta kelompok mesin dan peralatan elektrik serta bagiannya (HS 85).
“Impor Kalsel pada April 2024 menurut negara asal tertinggi adalah dari Singapura dengan nilai US$89,26 juta, turun sebesar 40,78 persen dibandingkan pada Maret 2024 yang sebesar US$150,72 juta. Kemudian diikuti oleh impor dari Malaysia yang mencapai US$48,10 juta, disusul impor dari Tiongkok dengan nilai US$11,33 juta, impor dari Vietnam sebesar US$1,69 juta, dan impor dari Jerman sebesar US$0,83 juta,” kata Martin. MC Kalsel/scw