Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Selatan (Kalsel) melalui Dinas Perkebunan dan Peternakan (Disbunnak) Provinsi Kalsel melaksanakan Rapat Koordinasi Teknis (Rakornis) Perencanaan Pembangunan Perkebunan dan Peternakan tahun 2024.
Rakornis ini dilaksanakan dalam rangka membahas tentang arah dan kebijakan pembangunan subsektor perkebunan dan peternakan terutama rancangan program dan target program prioritas Disbunnak Provinsi Kalsel 2025, Banjarmasin, Kamis (18/4/2024).
Kepala Disbunnak Provinsi Kalsel, Suparmi mengatakan, sektor pertanian merupakan sektor andalan karena kontribusi yang besar terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kalsel. Sumbangan sektor pertanian terhadap PDRB Kalsel pada 2022 sebesar 11,40 persen.
“Dari angka tersebut tanaman perkebunan memberikan kontribusi cukup besar terhadap PDRB yaitu sekitar 3,15 persen atau sekitar Rp7,9 triliun. Tanaman perkebunan menempati urutan pertama di sub kategori pertanian, peternakan perburuan dan jasa pertanian,” kata Suparmi.
Suparmi menjelaskan, sub sektor perkebunan dan peternakan pada 2022 juga mengalami pertumbuhan positif. Rata-rata indeks Nilai Tukar Petani (NTP) dan NTUP pekebun selama tiga tahun terakhir berada diatas 100 artinya kesejahteraan pekebun telah tercapai.
Saat ini, komoditas utama sub sektor perkebunan adalah kelapa sawit dan karet, namun komuditas perkebunan lainnya seperti kopi juga terus dikembangkan di Kalsel. Peranan komoditas kelapa sawit bukan hanya dalam ketahanan pangan dan energi, tetapi juga memberi lapangan kerja lebih dari 72 ribu orang di industri kelapa sawit di Kalsel.
“Kelapa sawit sebagai komoditas andalan perkebunan yang saat ini luasannya mencapai 443.802 hektare dengan produksi 1.168.372 ton CPO merupakan penyumbang devisa kedua terbesar di Kalsel setelah sektor tambang merupakan kekuatan ekonomi yang potensial untuk mendukung pertumbuhan ekonomi di Kalsel,” ujar Suparmi.
Sehingga, dengan komuditas karet yang 90 persen lebih diusahakan oleh pekebun rakyat dan saat ini karet di kalsel seluas 270.511 hektare dengan produksi 188.362 ton.
Kemudian, di suksetor peternakan, komuditas unggulan adalah ternak sapi dan ternak itik. Pemenuhan kebutuhan daging di Kalsel cenderung mengalami kekurangan setiap tahun, baru tercapai sekitar 65 persen (83.683 ton) dari target produksi daging 2023 sebesar 128.749 ton.
Hal ini sesuasi dengan memedomani peraturan perundangan yang berlaku terkait perkebunan dan peternakan termasuk dengan telah terbitnya Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2023 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan Berkelanjutan di Kalsel dan Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2023 tentang Pembangunan Perkebunan Berkelanjutan di Kalsel berbagai upaya telah dilakukan untuk wujudkan kesejahteraan masyarakat pekebun dan peternadengan strategi memberdayakan di sektor hulu dan memperkuat sektor hilir guna menciptakan nilai tambah dan daya saing usaha perkebunan dan peternakan, diantaranya melalui pemberian bantuan berupa sarana maupun prasarana sektor perkebunan dan peternakan, meningkatkan fungsi intensifikasi dan pengembangan lahan, meningkatkan produksi dan produktivitas tanaman perkebunan, pengembangan diversifikasi terintegrasi berbasis perkebunan dan peternakan, meningkatkan populasi dan produksi peternakan, meningkatkan kinerja fungsi perbibitan, pakan ternak, kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat veteriner, serta meningkatkan kinerja fungsi pengolahan baik bidang perkebunan dan peternakan guna mendukung program strategis nasional dan program prioritas pemerintah daerah dan persiapan Kalsel sebagai gerbang logistik Kalimantan. MC Kalsel/scw