Dinas Kelautan dan Perikanan (Dislautkan) Prov Kalsel melaksanakan Rapat Kerja Teknis (Rakernis) Perencanaan pembangunan Kelautan dan Perikanan tahun 2024 di Malang, Jawa Timur.
Kepala Dislautkan Provinsi Kalsel, Rusdi Hartono pada pembukaan Rakernis mengatakan, ada beberapa yang perlu menjadi perhatian bersama, berkaitan dengan pembangunan kelautan dan perikanan di Provinsi Kalsel.
“Tujuan dan sasaran rencana pembangunan jangka menengah daerah yang tertuang dalam RPJMD Provinsi Kalsel 2021 – 2026, telah mengamanahkan bahwa pelaksanaan pembangunan kelautan dan perikanan di Kalsel ditujukan untuk meningkatkan produksi perikanan setiap tahunnya,” kata Rusdi, Malang, Jumat (23/2/2024).
Dikatakan Rusdi, potensi kelautan dan perikanan merupakan sektor yang dapat diandalkan untuk berkontribusi dalam menjaga ketahanan pangan daerah, khususnya dalam pemenuhan kebutuhan bahan pangan hewani berprotein tinggi, guna peningkatan gizi masyarakat dan pencegahan stunting bagi anak di Kalsel.
“Disamping itu, juga peningkatan ketersediaan volume produksi, dalam rangka menjamin kontinuitas ketersediaan komoditas perikanan, menjaga stabilitas harga komoditas perikanan di pasaran, serta mengendalikan angka inflasi daerah yang bersumber dari komoditas perikanan,” ucap Rusdi.
Selain itu juga pembangunan kelautan dan perikanan diharapkan mampu menghasilkan produk perikanan yang berdaya saing dan bernilai tambah. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka diperlukan beberapa upaya yang harus segera dilaksanakan, seperti pengembangan perikanan budidaya komoditas ekspor, agar mampu berkontribusi dalam market share di pangsa pasar global (lobster, udang galah, sidat).
Kemudian Penerapan sertifikasi usaha perikanan yang ramah lingkungan (Eco Fisheries Labeling) untuk memenuhi standar pasar ekspor, Pengembangan inovasi diversifikasi produk bernilai tambah berbasis nir-limbah produk perikanan (Zero Waste System), serta penguatan hilirisasi perikanan dan jaringan pemasaran.
“Keberadaan pengelolaan sumber daya kelautan dan perikanan di Kalsel diharapkan mampu memelihara keberlanjutan pembangunan ekonomi daerah. Dalam pelaksanaannya, kita perlu mengarahkan optimalisasi pemanfaatan sumber daya kelautan, terutama melalui pendayagunaan pulau-pulau kecil dan pengelolaan keaneka-ragaman hayati untuk mendukung kegiatan ekonomi masyarakat,” tambahnya.
Selain itu, pencegahan IUUF (Illegal, Unreported, Unreported Fishing) dan DF (Destructive Fishing) pada usaha perikanan tangkap, dengan mengedepankan pengendalian preventive, Konservasi/rehabilitasi kawasan perairan dan optimalisasi pengawasan sumberdaya kelautan dan perikanan, serta penguatan SDM dan pemanfaatan Iptek tepat guna, dalam mendukung pembangunan kelautan dan perikanan.
“Pada kesempatan ini, saya ingin mengingatkan kepada seluruh jajaran kelautan dan perikanan, agar sektor kelautan dan perikanan menjadi bagian sinergitas peningkatan kualitas daya saing daerah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi inklusif di Kalsel,” harap Rusdi.
Dirinya juga menginginkan, kepada Dislautkan Prov Kalsel dan Dinas Perikanan di seluruh Kabupaten/Kota, agar dalam penyusunan rencana pembangunan tahun 2024, dapat diprioritaskan untuk berkontribusi dalam percepatan pemulihan ekonomi pelaku usaha perikanan, yang terdampak COVID-19 di Kalsel.
“Fokus kita adalah penanganan pasca panen sistem rantai dingin di Pelabuhan Perikanan, stimulus bantuan pakan ikan bagi pembudidaya ikan, gerakan aksi ASN beli hasil panen ikan di pembudidaya dan produk olahan hasil perikanan, serta Program padat karya pada kegiatan rehabilitasi mangrove/terumbu karang yang melibatkan masyarakat,” tandasnya. MC Kalsel/Rns