Geopark Meratus, Selangkah Menuju Unesco Global Geopark

Suasana Coffee Talk dengan materi Kalsel Menuju UGGp. MC Kalsel/scw

Geopark Meratus milik Kalimantan Selatan (Kalsel) semakin dekat menjadi Unesco Global Geopark (UGGp) ke-11 di Indonesia, menyusul penetapan sebagai Geopark Nasional pada 2018, yang sekaligus menjadikannya geopark pertama di Kalimantan.

Berbagai upaya dilakukan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalsel untuk merealisasikan hal ini, mulai dari kajian, pemenuhan visibilitas, infrastruktur, fasilitas, dokumen hingga serangkaian promosi dan publikasi. Gubernur Kalsel, Sahbirin Noor juga sudah menyampaikan Letter of Intent (LOI) yang menyatakan kesiapan menjadi bagian dari Unesco.

“Oktober ini kita akan menyerahkan dokumen dalam tiga bahasa ke Komite Nasional Geopark Indonesia dan selanjutnya dievaluasi, kemudian diteruskan ke Unesco Global Geopark untuk dipelajari. Selanjutnya, sekitar April Mei 2024 akan datang tim untuk menilai apakah kondisi di lapangan sesuai dengan dokumen, juga bagaimana masyarakat mengelola masing-masing situs,” kata Wakil Ketua Badan Pengelola Geopark Meratus (BPGM), Nurul Fajar Desira, di Banjarbaru, Selasa (26/9/2023).

Sama halnya dengan optimisme Gubernur yang disampaikan saat sosialisasi Geopark Meratus “The Soul of Borneo” beberapa waktu lalu, Fajar pun yakin Geopark Meratus bisa menjadi salah satu geopark yang diakui dunia. Dalam kesempatan tersebut, Gubernur mengatakan selain menyuguhkan destinasi wisata memukau, Geopark Meratus juga melambangkan komitmen dalam melestarikan alam, menjaga adat istiadat dan budaya, serta meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat.

Sementara itu, Ketua Harian BPGM, Hanifah Dwi Nirwana, mengatakan akselerasi menuju penilaian UGGp terus dilakukan. Dengan terwujudnya Geopark Meratus sebagai UGGp, diharapkan dapat mendorong terciptanya usaha lokal inovatif serta dapat digunakan sebagai sumber pendapatan yang dihasilkan melalui geowisata dan geoproduk, dengan sumber geologi tetap terlindungi.

“2023 ini kita melengkapi rambu penunjuk jalan menuju situs, papan informasi yang akan bercerita sejarah dan perkembangan situs. Pemberdayaan masyarakat juga terus diupayakan, bagaimana masyarakat mengelola situs, melestarikan lingkungan termasuk warisan geologi, biodiversity, budaya, juga ekonomi masyarakat yang menjadi kunci penting tumbuh bersama geopark,” kata Hanifah.

Geopark Meratus mempunyai luas wilayah sekitar 3.645,01 km² meliputi enam kabupaten/kota, yaitu Banjarbaru, Banjarmasin, Banjar, Tapin, Hulu Sungai Selatan, dan Barito Kuala, yang terbagi empat rute, yakni rute utara, timur, selatan, dan barat dengan total 54 situs yang bisa dijelajahi dalam kurun waktu lima hari. MC Kalsel/scw

Mungkin Anda Menyukai