Kementerian Keuangan Republik Indonesia (Kemenkeu RI) perwakilan Kalimantan Selatan (Kalsel) menggelar Publikasi ALCo Instansi Vertikal untuk Realisasi sampai dengan Juni 2023 dengan mengundang berbagai awak media.
Kepala Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Kalsel, Syafriadi didampingi Kepala Perwakilan Kementerian Keuangan Kalsel, Kusumawardhani menyebutkan, sampai dengan akhir Juni 2023 aktivitas ekonomi domestik masih kuat namun perlu diwaspadai dampak perlambatan global.
“Indikator-indikator yang menunjukkan kondisi tersebut antara lain Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) secara nasional mencapai indeks 127,13 yang masih berada diatas 100 sebagai batas optimis,” kata Syafriadi, Banjarbaru, Jumat (28/7/2023).
Dikatakan Syafriadi, apabila dilihat dari Purchasing Manager Index (PMI), Indonesia konsisten ekspansi dalam 22 bulan berturut-turut. Adapun Indeks Penjualan Riil tumbuh tinggi 8,0 persen (yoy). Namun, hal yang perlu diwaspadai diantaranya adanya perlambatan konsumsi listrik, khususnya pada sektor industri serta penurunan konsumsi semen domestik.
“Dinamika yang terjadi tersebut tecermin dari adanya peningkatan inflasi secara month-to-month dari 0,09 persen pada Mei 2023 menjadi 0,14 persen pada Juni 2023. Namun, secara year-on-year inflasi nasional dapat terkendali dengan baik dari 4,35 persen pada Juni 2022 menjadi 3,52 persen pada Juni 2023,” ucap Syafriadi.
Sementara itu, untuk perkembangan ekonomi regional Kalimantan Selatan (Kalsel) dan indikator kesejahteraan dapat dicapai dengan baik. Hal ini terlihat dari inflasi secara year-on-year yang menurun secara signifikan dari 5,95 persen pada Juni 2022 menjadi 3,52 persen pada Juni 2023.
“Namun demikian, perlu diwaspadai karena untuk inflasi month-to-month terjadi peningkatan dari -0,05 persen (deflasi) pada Mei 2023 menjadi 0,35 persen pada Juni 2023. Angka tersebut dikontribusikan oleh kelompok pengeluaran makanan dan minuman yang turun 0,11 persen, pakaian dan alas kaki naik 0,01 persen, dan transportasi naik 0,45 persen,” kata Syafriadi.
Jika dibandingkan dengan wilayah regional Kalimantan, tingkat inflasi ini berada diposisi kedua setelah Provinsi Kalimantan Utara yang mencapai 0,37 persen (mtm). Sementara untuk wilayah Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah tingkat inflasinya sebesar 0,27 persen (mtm), sedangkan wilayah Kalimantan Timur hanya mencapai 0,18 persen (mtm).
Beberapa jenis barang sebagai penyumbang inflasi terbesar antara lain, angkutan udara, rokok kretek filter, daging ayam ras, telur ayam ras, ikan kembung, bayam, ikan tongkol, ikan saluang, cumi-cumi asin dan biskuit. Sedangkan yang menahan laju inflasi bulanan antara lain ikan gabus, beras, bensin, pepaya, ikan nila, ikan selangat, cumi-cumi, bawang merah, kacang panjang dan ikan sepat siam. MC Kalsel/Rns