Dalam rangka memberikan acuan dalam pelaksanaan pengelolaan data statistik sektoral bagi perangkat daerah, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Selatan (Kalsel) melalui Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) menggelar Focus Group Discussion (FGD) Urusan Statistik bersama Diskominfo kabupaten/kota se-Kalsel.
Mengusung tema Mewujudkan Data Berkualitas, FGD ini turut menggandeng narasumber perwakilan dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) dan Badan Pusat Statistik (BPS) Kalsel.
Kepala Diskominfo Kalsel, Muhammad Muslim mengatakan, penyajian data yang berkualitas ini sangat penting khususnya untuk melihat tren informasi kinerja pemerintah baik di tingkat provinsi dan kabupaten/kota.
“Data ini harus betul-betul dioptimalkan, sebagai data yang memiliki validitas, realibilitas, objektif, dan dapat disajikan secara sistematis,” kata Muslim, Banjarbaru, Selasa (25/7/2023).
Adapun kriteria data yang berkualitas, menurut Muslim yakni data tersebut memiliki validitas atau dari sumber yang benar dan tidak ada bias serta dapat diuji.
“Dengan begitu data tersebut akan mudah untuk dipahami, dan mudah dijadikan bahan penilaian dalam suatu kondisi tertentu, dan dapat dimanfaatkan oleh berbagai pihak untuk membuat perencanaan,” tuturnya.
Sementara itu, Fungsional Statistik Ahli Muda BPS Kalsel, Akhmad Rifani mengatakan, peran data sendiri sangat penting. Sehingga untuk mengumpulkan data yang valid perlu koordinasi dan kerja sama antara berbagai SKPD sebagai produsen data.
“Sesuai dengan UU Satu Data Indonesia, dalam pengumpulan data berbagai dinas itu saling terkait. Jadi bukan hanya tugas satu dinas tetapi seluruh dinas berperan sebagai produsen data,” ungkapnya.
Dalam menginput data, lanjut Muslim, juga diperlukan berbagai diskusi tentang bagaimana memproduksi suatu data yang baik.
Disitulah peran BPS diperlukan untuk memberikan rekomendasi atau reviu yang berguna untuk mengajarkan bagaimana proses pengumpulan data hingga mendesiminasikannya.
“Kemudian ketika data itu sudah sampai atau bisa dipublis, kita harus bisa memaknai metadatanya. Jadi ketika orang ingin menggunakan data tersebut tidak muncul makna ganda,” tutupnya. MC Kalsel/Jml