Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Selatan (Kalsel) menerima kunjungan lapangan dari Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi RI dalam rangka mengingat pengajuan Aspiring UNESCO Global (UGGp) 2023 yang akan dilakukan akhir Juli nanti.
Ketua Harian Badan Pengembangan Geopark Meratus (BPGM), Hanifah Dwi Nirwana menyampaikan progres perkembangan BPGM kepada para tamu yang dipimpin Asisten Deputi Pengembangan Parwisata Rerkelanjutan, Kosmas Harefa.
“Tamu undangan datang ke Kalsel selama tiga hari dimulai hari ini dengan agenda ke Sekretariat Geopark Meratus, Situs Penambangan Tradisional Intan Cempaka, Situs Pembuatan Kerajinan Purun, Situs Kampung Jamu dan Obat Tradisional serta menuju Mitra Geopark Meratus: Shafwah Guesthouse & Shafwah Event Manajemen,” kata Hanifah, Banjarbaru, Senin (24/7/2023).
Sementara pada hari kedua dijadwalkan para tamu akan menuju Tahura Sultan Adam Mandiangin, SMAN 2 Karang Intan, Kiram Park, Masjid Bambu Kiram, dan menuju Desa Belangian via Bukit Batu.
“Transformasi Logo Geopark Meratus dimana saat ini sedang kita ajukan ke HAKI. Logo Geopark Meratus merefleksikan permata dari berlian intan meratus yang bernilai sangat tinggi, didalamnya tergambar budaya Suku Banjar yang berdagang pada alur Sungai Martapura,” ucap Hanifah.
Ditambahkannya, logo Geopark Meratus merefleksikan hulu sungainya dari Pegunungan Meratus yang dihuni Suku Dayak Meratus dengan berbagai budayanya dalam menjaga kelestarian flora dan fauna menjadikan kawasan Pegunungan Meratus menjadi bagian dari paru-paru dunia dan sebagai atap Kalsel, serta sebagai sumber kehidupan seluruh masyarakat Kalsel dan sekitarnya. Interaksi sosial antar masyarakat Suku Banjar dan Suku Dayak Meratus serta suku masyarakat lainnya menggambarkan jiwa kesetaraan yang tinggi sebagaimana jiwanya borneo.
Hanifah juga menjelaskan kegiatan pengembangan kawasan geopark meratus selama 2017 sampai 2023, dimana pada 2017 dilaksanakan kajian potensi Geopark Meratus, di 2018 penetapan Geopark Nasional, dan di 2019 Deklarasi Geopark Nasional Meratus.
“Pada 2020 kujungan ke Langkawi UGGp dan pengajuan Kawasan Cagar Alam Geologi dan Kawasan Bentang Alam Karst, pada 2021 kajian Masterplan Geopark Meratus, di 2022 Pengajuan kandidat UGGp, Penetapan MaUGGp, dan pada 2023 ini pemenuhan visibilitas, infrastruktur dan fasilitas, Update Dossier MaUGGp serta Pengajuan Dokumen MaUGGp,” terang Hanifah.
Pihaknya juga mempunyai 15 rencana aksi MaUGGp yaitu seperti meningkatkan tim kerja MaUGGp dengan keterampilan saling melengkapi (keteknikan, budaya, pariwisata, biologi), menyusun daftar Kabupaten/Kota, Kecamatan, yang masuk didalam wilayah MaUGGp yang baru, serta menyiapkan MoU dengan entitas/pengelola situs/mitra non situs di wilayah MaUGGp. MC Kalsel/Rns