Badan Pusat Statistik (BPS) Kalsel merilis pada Mei 2023 terjadi inflasi yoy sebesar 4,74 persen atau terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 118,58 pada Mei 2022 menjadi 118,52 pada Mei 2023. Tingkat deflasi m-to-m 0,05 persen dan tingkat inflasi ytd sebesar 1,18 persen.
“Inflasi yoy terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh sepuluh indeks kelompok pengeluaran, dengan kenaikan terbesar pada kelompok transportasi 8,35 persen, perawatan pribadi dan jasa lainnya 8,31 persen, makanan minuman dan tembakau 6,36 persen, pendidikan 6,13 persen, rekreasi olahraga dan budaya 5,67 persen, perlengkapan peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga 4,10 persen, pakaian dan alas kaki 3,72 persen, perumahan air listrik gas dan bahan bakar lainnya 3,04 persen, kesehatan 1,62 persen, dan penyediaan makanan minuman dan restoran 0,96 persen,” kata Kepala BPS Kalsel, Martin Wibisono, Banjarbaru, Senin (5/6/2023).
Komoditas yang memberi andil terbesar inflasi yoy Mei 2023, antara lain beras, bensin, rokok kretek filter, tarif pam, sewa rumah, telur ayam ras, mobil, mi kering instan, tarif bimbel dan rokok kretek.
Sementara komoditas yang memberikan andil deflasi yoy adalah minyak goreng, angkutan udara, ikan gabus, cabai rawit, cabai merah, laptop, kacang panjang, televisi berwarna, bayam dan ikan papuyu.
Pada Mei 2023 dari 11 kelompok pengeluaran, 10 kelompok memberikan andil/sumbangan inflasi yoy dan 1 kelompok memberikan andil/sumbangan deflasi yoy.
“Kelompok pengeluaran yang memberikan andil/sumbangan inflasi terbesar, yaitu makanan minuman dan tembakau 1,86 persen, transportasi 0,92 persen, perawatan pribadi dan jasa lainnya 0,54 persen, perumahan air listrik gas dan bahan bakar lainnya 0,55 persen, pakaian dan alas kaki 0,23 persen, perlengkapan peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga 0,19 persen, dan pendidikan 0,21 persen. Kelompok yang mengalami deflasi yoy adalah kelompok informasi, komunikasi dan jasa keuangan 0,05 persen,” kata Martin. MC Kalsel/Scw
