Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) mengharapkan agar pemerintah Kabupaten/Kota agar lebih meningkatkan upaya penanganan stunting, agar target prevelensi stunting tahun 2024 sebesar 14 persen bisa tercapai.
Hal tersebut disampaikan Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel), Roy Rizali Anwar, saat membuka kegiatan 8 Aksi Konvergensi Penurunan Stunting Kabupaten/Kota se-Kalsel, di Ruang Rapat Syahrir Bappeda Kalsel, Banjarbaru, Selasa (23/5/2023).
Ia mengatakan, angka stunting di Kalsel, saat ini sudah berada di angka 22 persen. Meski begitu, kita harus terus berupaya ekstra dalam menurunkan angka stunting sangat diperlukan.
“Pemerintah pusat telah menetapkan bahwa stunting menjadi salah satu prioritas nasional. Berbagai program penurunan stunting telah dilakukan, namun masih dibutuhkan upaya proyektif agar angka prevelensi stunting kita bagus,” ungkapnya.
Disisi lain, lanjut Roy, kebenaran data yang dikumpulkan juga sangat berpengaruh terhadap langkah penanganan yang akan dilakukan.
“Kalau data sudah benar semua akan jelas. Bagaimana penanganan, anggarannya berapa, sumbernya dari mana, penanggung jawabnya siapa, terus target setiap tahunnya juga harus jelas,” terangnya.
Untuk itu, pemerintah kabupaten/kota juga dapat mencontoh program yang telah dilaksanakan oleh kabupaten/kota yang berhasil menurunkan angka stuntingnya.
Misalnya Kabupaten Tapin, Roy menyebut, tahun 2021 prevelensi stuntingnya sebesar 33,5 persen, sementara tahun 2022 menjadi 14,5 persen. Sama halnya Kabupaten Banjar, dari 40,2 persen tahun 2021 menjadi 26,4 persen tahun 2022.
“Pelan tapi pasti, ini menunjukkan upaya serius dari daerah dalam menghadapi tantangan stunting,” pungkasnya. MC Kalsel/tgh