Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DPPPAKB) Provinsi Kalsel bersama dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalsel menggencarkan edukasi terkait reproduksi dan ketahanan keluarga untuk mencegah perilaku seksual remaja.
Kepala DPPPAKB Provinsi Kalsel, Adi Santoso mengatakan, hal ini sesuai arahan Gubernur Kalsel Sahbirin Noor untuk aktif memberikan edukasi kepada remaja.
“Kita perlu dibekali terkait tanggung jawab sosial dan konsekuensi hukum yang akan dihadapi menyangkut perilaku seksual,” kata Adi, Banjarbaru, Selasa (16/5/2023).
Adi menyampaikan, kualitas ketahanan keluarga terdiri dari tiga hal yakni ketahanan fisik, sosial dan psikologis. Maka penerapan pola ketahanan tersebut akan menimbulkan interaksi-interaksi antar anggota keluarga, sehingga dapat muncul kebahagiaan atau krisis keluarga seperti salah satunya, yaitu kenakalan remaja.
“Keluarga memegang peran dan fungsi yang sangat penting bagi perilaku remaja. Anak remaja yang memiliki kecenderungan untuk melakukan perilaku beresiko adalah anak yang berasal dari keluarga tidak utuh, keluarga yang tidak teratur, atau remaja yang mengalami tekanan yang terlampau berat,” ujar Adi.
Fenomena ini salah satunya terjadi karena tidak berfungsinya komunikasi interpersonal dalam keluarga serta interaksi sosial yang salah. Keberhasilan fungsi keluarga salah satunya adalah dengan adanya dukungan dan komunikasi antara orang tua dan remaja tentang pengetahuan perilaku seksual beresiko dan penanganannya, ini merupakan hal yang penting dan dapat meminimalisir kemungkinan remaja melakukan perilaku seksual pranikah.
“Pencegahan perilaku seksual pranikah dapat diatasi dengan remaja mampu memfilter pengaruh dari lingkungannya,” ucap Adi.
Sehingga, dalam upaya pencegahan melalui penguatan ketahanan keluarga, DPPPAKB melakukan koordinasi dan advokasi bersama kabupaten/kota se-Kalsel terkait Tim Peningkatan Kualitas Keluarga Daerah (TPK2D) yang substansinya memuat penguatan kualitas ketahanan keluarga, termasuk pencegahan perilaku seksual pranikah (kenakalan remaja).
“Terkait Pemenuhan Hak Kesehatan dan Kesejahteraan khususnya anak, DPPPAKB Provinsi Kalsel telah melaksanakan Sosialisasi Kesehatan Reproduksi bagi Remaja dengan peserta Forum Anak Daerah (FAD) Kabupaten/Kota Provinsi Kalsel. Harapannya adalah agar FAD menjadi Pelopor dan Pelapor dan mensosialisasikannya kepada teman sebaya di lingkungannya masing-masing,” imbuh Adi.
Perilaku seksual pranikah termasuk jenis Kekerasan terhadap Anak (KtA) dan salah satu dari 15 Perlindungan Khusus Anak (PKA). DPPPAKB telah melaksanakan koordinasi dan advokasi kepada stakeholder terkait dalam hal tersebut.
Disamping itu, DPPPAKB Provinsi Kalsel juga melakukan penguatan lembaga sebagai ujung tombak pencegahan dan perlindungan, diantaranya Desa Ramah Perempuan dan Peduli Anak (DRPPA), Perlindungan Anak Terpadu Berbasis Masyarakat (PATBM) dan Forum Anak Daerah (FAD). MC Kalsel/scw
