Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan berkomitmen dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat, melalui sektor perkebunan dan peternakan.
Hal ini mendapat perhatian dari Pemerintah Pusat melalui Tim verifikasi dari Sekretariat Militer Presiden (Setmilpres) Kementerian Sekretariat Negara (Kemensetneg) RI, dan Kementerian Pertanian Republik Indonesia mengunjungi Kalimantan Selatan, guna mendengarkan presentasi dari Gubernur Kalimantan Selatan, Sahbirin Noor terkait penghargaan Satyalancana Wira Karya.
Gubernur Kalimantan Selatan, mengatakan dirinya menggagas program seperti Sistem Integrasi Kelapa Sawit Sapi Berbasis Kemitraan Usaha Ternak Inti Plasma (Siska Ku Intip). Ketersediaan pasokan telah terbentuk 20 klaster Siska Ku Intip yang tersebar di 4 kabupaten yaitu Tanah Bumbu, Tanah Laut, Barito Kuala, dan Tabalong.
“Saat ini di Kalsel, total populasi sapi berjumlah 2.538 ekor yang telah menghasilkan 59 ton daging sapi dan akan terus bertambah seiring perkembangan program dengan target 21.000 ekor, dan produksi daging 1.033 ton dan pada akhir 2024,” ucapnya, di Banjarbaru, Rabu (8/3/2023).
Ia menjelaskan, Siska Ku Intip ini merupakan sinergi kegiatan peningkatan produksi dan populasi sapi, melalui pemanfaatan lahan sawit inti-plasma, pemanfaatan limbah industri sawit, pelepah sawit untuk pakan ternak, penguatan pembiayaan dengan perusahaan perkebunan kelapa sawit, penguatan rantai pasok ternak dan hasil ternak.
Dengan adanya program Siska Ku Intip, harga biaya produksi sapi menjadi lebih terjangkau, memenuhi indikator keterjangkauan harga, jauh lebih efisien (57,37%) dibandingkan daging konvensional, sehingga mampu menyediakan daging sapi di bawah harga pasar.
Maka, sebelum program Siska Ku Intip dilaksanakan di Kalsel, budidaya ternak sapi di Kalsel bersifat tradisional, biaya produksi sapi menjadi tinggi, penggembalaan sapi di kebun sawit kurang efisien baik dari segi waktu, biaya dan tenaga karena sapi digembalakan secara lepas liar.
“Setelah adanya program Siska Ku Intip, pola produksi sapi telah berubah menjadi berbiaya rendah, karena memanfaatkan sumber pakan yang ada di kebun sawit,” terangnya.
Sementara itu, Kepala Biro Gelar, Tanda Jabatan dan Tanda Kehormatan Brigjen TNI (Mar), Ludi Prastyono mengatakan kunjungan kali ini adalah untuk verifikasi usulan dari Kementerian Pertanian.
“Gubernur Kalimantan Selatan, telah memenuhi syarat secara administrasi, untuk itu kami datang verifikasi ke lapangan, apakah benar inovasi ini bermanfaat, apakah para pekebun dan peternak merasakan manfaatnya dari kebijakan beliau,” katanya.
Menurutnya, hasil dari verifikasi akan disampaikan Dewan Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan (GTK) untuk menjadi pertimbangan layak tidaknya menerima penghargaan. Penghargaan Satyalancana Wira Karya akan disematkan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo pada Pekan Nasional (Penas) Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) XVI tahun 2023 di Kota Padang.
Satyalancana Wira Karya adalah tanda kehormatan yang diberikan Pemerintah Republik Indonesia, kepada para warganya yang telah memberikan darma baktinya yang besar kepada negara dan bangsa Indonesia, sehingga dapat menjadi teladan bagi orang lain. MC Kalsel/usu