Perkembangan perekonomian dunia di 2023 masih akan diwarnai dengan tantangan berat. Pertumbuhan ekonomi dunia pada beberapa kawasan antara lain Eropa, Amerika menunjukkan tren perlambatan. Harga komoditas energi dunia cenderung mengalami penurunan baik untuk jenis gas alam, minyak mentah, batubara maupun CPO, yang disebabkan oleh penurunan permintaan dunia.
Kepala Kanwil Direktorat Jendral Perbendaharaan (DJPb) Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel), Sulaimansyah pada saat Konferensi Pers Publikasi Kegiatan Assets and Liabilities Committee (ALCo) Regional Kalsel Februari 2023 menyebutkan, Indonesia merupakan sebagian kecil negara yang mempunyai prospek pertumbuhan ekonomi yang sangat baik.
“Pertumbuhan ekonomi di seluruh wilayah Indonesia menunjukkan angka yang mengesankan dengan rata-rata pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,3 persen,” kata Sulaimansyah, Banjarmasin, Kamis (23/2/2023).
Sampai dengan akhir Januari 2023, dikatakan Sulaimansyah, kinerja makro ekonomi Kalsel secara umum mengalami perlambatan walaupun masih menunjukkan angka pertumbuhan sebesar 5,32 persen secara year on year (y-o-y) dengan sektor utama penggerak pertumbuhan bidang transportasi.
“Inflasi pada Januari 2023 tercatat sebesar 0,15 persen secara month to month (m-t-m). Upaya pengendalian inflasi telah dilaksanakan antara lain operasi pasar murah yang menjangkau seluruh wilayah, penyaluran minyak goreng subsidi, kerja sama antar daerah untuk menjaga pasokan barang serta program pekarangan pangan lestari,” ucapnya.
Pada neraca perdagangan Januari 2023 mengalami surplus sebesar US$1.667,05 juta. Kinerja ekspor sampai dengan Januari 2023 tumbuh hanya 5,93 persen (mtm) disebabkan turunnya harga CPO sebagai komoditas ekspor utama, sedangkan kinerja impor mengalami kontraksi sebesar 46,91 persen (mtm).
“Sementara itu, sampai dengan 31 Januari 2023 kinerja pendapatan negara mencapai Rp2.449,56 miliar atau 13,22 persen dari target, tumbuh lebih tinggi sebesar 128,66 persen dibandingkan realisasi pada periode yang sama di 2022, atau meningkat sebesar Rp1.378,3 miliar,” tambahnya.
Realisasi penerimaan perpajakan per 31 Januari 2023 telah mencapai Rp2.329,66 miliar atau 14,05 persen dari target APBN 2023 sebesar Rp16.582,56 miliar. Realisasi penerimaan pajak tersebut tumbuh sebesar 138,21 persen (y-o-y).
“Penerimaan perpajakan sampai dengan Januari 2023 mengalami pertumbuhan yang signifikan disebabkan efek pertumbuhan ekonomi semakin baik, didorong penerimaan PPN DN. PPh Badan tumbuh dipengaruhi peningkatan harga komoditas dan pertumbuhan ekonomi yang ekspansif dan penyesuaian tarif PPN 11 persen mulai 1 April 2022,” terangnya.
Dijelaskan Sulaimansyah, untuk realisasi penerimaan Kepabeanan dan Cukai telah mencapai Rp137,09 miliar hingga 31 Januari 2023. Angka tersebut telah mencapai 27,56 persen dari target yang ditetapkan. Kinerja Penerimaan Kepabeanan dan Cukai dari komponen Bea Masuk dan Cukai mengalami pertumbuhan signifikan disebabkan adanya importasi alat berat yang bernilai besar oleh PT. Liebherr Indonesia Perkasa dan kenaikan cukai hasil tembakau (CHT), sementara untuk Bea Keluar terkontraksi akibat penurunan harga komoditas CPO dan mineral.
“Sementara itu realisasi pendapatan negara yang berasal dari PNBP di wilayah Kalsel mencapai nilai Rp119,09 miliar atau 6,15 persen dari target. Realisasi PNBP tumbuh 28,53 persen (yoy), terbesar berasal dari Jasa Transportasi, Komunikasi & Informatika yang didorong mobilitas dan keyakinan masyarakat yang masih cukup kuat,” katanya. MC Kalsel/Rns