Perhelatan Musabaqah Tilawatil Qur’an Nasional (MTQN) ke-29 di Kalimantan Selatan, pada tanggal 10-19 Oktober 2022, berhasil mendatangkan puluhan ribu orang dari 34 provinsi seluruh Indonesia yang penasaran dengan potensi tuan rumah, termasuk pariwisatanya.
Selama periode Oktober, jumlah penumpang di Bandara Internasional Syamsudin Noor tercatat meningkat 100% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Pada kurun waktu 8-20 Oktober saja, sebanyak 47.788 penumpang tiba dan 46.099 penumpang berangkat.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Kalimantan Selatan, Muhammad Syarifuddin, menjelaskan bahwa peningkatan jumlah penumpang berimbas kepada peningkatan jumlah wisatawan yang pada akhirnya mampu mendongkrak pendapatan masyarakat Banua.
“Dengan adanya kegiatan MTQ Nasional, wisata religi ramai dikunjungi dan dikenal orang dari luar provinsi. Hal ini membuat pengelola umkm dan ekonomi kreatif naik pendapatannya berkali-kali lipat dibandingkan hari biasa,” terang Syarifuddin di ruang kerjanya, Jumat (28/10/2022).
Menurut Syarifuddin, tidak hanya wisata religi, pengunjung juga antusias terhadap keunikan hasil kerajinan, kuliner, dan permata Kalsel, sehingga banyak yang membeli sebagai oleh-oleh, termasuk diantaranya adalah 2.343 peserta City Tour.
City Tour sendiri merupakan strategi peningkatan kunjungan wisatawan, dengan mengajak kafilah dari berbagai provinsi se-Indonesia untuk berwisata ke Kota Banjarmasin, Kota Banjarbaru, dan Kabupaten Banjar.
Untuk Kota Banjarmasin, kafilah mengunjungi Siring Bekantan, Pasar Terapung, Rumah ANNO, Menara Pandang, Makam dan Masjid Sultan Suriansyah, dan Kubah Makam Habib Hamid Basirih. Sementara untuk Kota Banjarbaru, kafilah mengunjungi Kebun Raya Banua di Komplek Perkantoran Sekretariat Daerah Kalsel, Kampung Purun, Masjid Agung Al Munawwarah, dan Mess L. Kemudian untuk Kabupaten Banjar, kafilah mengunjungi Taman Hutan Rakyat (Tahura) Sultan Adam, Makam Datu Kalampayan, dan Pertokoan CBS Martapura.
Melalui City Tour ini, Dily Septian, kafilah asal Provinsi Jawa Tengah, dan Femi, kafilah asal Provinsi Jawa Barat merasa terkesan dengan suguhan keindahan alam, serta ragam budaya dan kuliner Banua.
“Kebetulan saya diajak ke Tahura Sultan Adam. Saya sempat mencoba wahana paralayang, dan pemandangannya sangat indah, ditambah dengan udaranya yang sangat sejuk,” tutur Dily.
“Mie habang (mie merah) rasanya enak, belum pernah sebelumnya makan ini. Di Jawa Barat enggak ada kuliner yang seperti ini,” ucap Femi.
Respon positif masyarakat tersebut, perlu ditindaklanjuti Pemprov Kalsel dengan terus melakukan pembinaan dan pelatihan kepada pengelola objek pariwisata, serta melakukan perbaikan yang diperlukan oleh tempat wisata. MC Kalsel/EPN