Dampak kenaikan BBM membuat beberapa harga bahan pokok mengalami kenaikan. Menyikapi hal tersebut Dinas Perdagangan (Disdag) Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) terus berupaya menstabilkan harga dengan menjaga ketersediaan bahan pokok.
Kepala Disdag Provinsi Kalsel, Birhasani mengatakan, perkembangan harga bahan pokok di lapangan menunjukkan beberapa jenis beras mengalami kenaikan sejak dua bulan yang lalu, seperti beras unus mutiara, siam tanggung dan siam unus.
“Beras siam unus harganya dari Rp15 ribu sampai Rp16 ribu per kilogram, kemudian siam tanggung harganya Rp13 ribu sampai Rp15 ribu dan yang paling mahal unus mutiara Rp16 ribu,” kata Birhasani, Senin (24/10/2022).
Menurut Birhasani, kenaikan harga beras terjadi akibat para petani mengalami gagal panen. Sedangkan untuk jenis beras lainnya yang kualitas menengah kebawah masih tetap diharga lama dan pasokannya masih aman.
“Namun yang mengalami kenaikan itu beras kualitas baik dan stok sangat minim,” ungkap Birhasani.
Untuk menyikapi naiknya harga beras, pihaknya sudah melakukan pertemuan dengan para pedagang besar beras (distibutor), mengingat berkurangnya pasokan untuk beras lokal maka akan mengambil dari luar daerah.
Sementara itu, Birhasani menambahkan, bahan pokok lainnya seperti telur ayam, bawang merah, cabai mengalami penurunan sedikit. Sedangkan daging ayam dan ikan gabus mengalami kenaikan harga.
“Kenaikan harga ayam dan ikan gabus disebabkan faktor bulan Maulid dan banyak dicari,” ucap Birhasani.
Oleh karena itu, ia meminta kepada distributor bahan pokok untuk tetap menjaga pasokan ketersediaan bisa tetap aman.
“Yang tidak bisa dihindari adalah kenaikan harga karena kemungkinan pabrikan industri juga akan melakukan penyesuaian harga,” ujar Birhasani. MC Kalsel/scw