Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) melalui Badan Pusat Statistik (BPS) Kalsel merilis perkembangan ekspor dan impor September 2022, yakni mencapai US$1,48 miliar atau turun sebesar 9,87 persen dibanding nilai ekspor pada Agustus 2022 yang mencapai US$1,64 miliar.
Jika dibandingkan dengan nilai ekspor September 2021 yang mencapai US$736,05 juta, nilai ekspor September 2022 ini naik sebesar 100,88 persen.
“Ekspor terbesar Kalsel September 2022 berdasarkan kode Harmonized System (HS) dua dijit disumbangkan oleh kelompok bahan bakar mineral (HS 27) dengan nilai US$1,32 miliar. Nilai tersebut mengalami penurunan sebesar 6,84 persen dibanding ekspor Agustus 2022 sebesar US$1,41 miliar,” kata Kepala BPS Kalsel, Yos Rusdiansyah, Banjarbaru, Rabu (19/10/2022).
Berdasarkan kontribusinya terhadap total ekspor September 2022, dijelaskan Yos, kelompok bahan bakar mineral (HS 27) memberikan kontribusi terbesar yaitu 89,14 persen. Kemudian diikuti kelompok lemak dan minyak hewan/nabati (HS 15), kelompok karet dan barang dari karet (HS 40) dengan kontribusi masing-masing sebesar 8,08 persen dan 0,88 persen.
“Nilai impor Kalsel pada September 2022 mencapai US$192,49 juta. Nilai ini mengalami penurunan sebesar 3,90 persen jika dibandingkan nilai impor Agustus 2022 yang mencapai US$200,30 juta. Nilai impor ada kenaikan bila dibandingkan dengan September 2021 yang mencapai US$30,83 juta,” kata Yos.
Yos pun menjelaskan, lima kelompok barang dengan nilai impor tertinggi yang masuk ke Kalsel adalah kelompok bahan bakar mineral (HS 27), diikuti kelompok mesin dan peralatan mekanis serta bagiannya (HS 84), kelompok mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya (HS 85), kelompok plastik dan barang dari plastik (HS 39), dan kelompok bahan kimia organik (HS 29).
“Impor Kalsel pada September 2022 menurut negara asal tertinggi adalah dari Malaysia dengan nilai US$81,39 juta, yang turun sebesar 40,99 persen dibandingkan pada Agustus 2022 yang mencapai US$137,92 juta. Kemudian diikuti impor dari Korea Selatan mencapai US$73,12 juta, disusul impor dari Singapura dengan nilai US$20,22 juta, impor dari Tiongkok sebesar US$13,67 juta, dan impor dari Perancis sebesar US$2,23 juta,” kata Yos. MC Kalsel/Scw