Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Pusat, Hasto Wardoyo menginginkan perbaikan sanitasi yang bagus sebagai upaya menurunkan angka stunting di Kalimantan Selatan.
Hal ini disampaikan saat meninjau pelaksanaan pelayanan KB Metode Operasi Pria (MOP) dan Metode Operasi Wanita (MOW) di RS TNI AU Syamsudin Noor Banjarbaru, Kamis (29/9/2022).
“Perbaikan lingkungan terutama sungai menjadi perhatian khusus, karena ini salah satu faktor pemicu stunting,” ujarnya.
Untuk itu, kebiasaan sebagian masyarakat di Kalsel yang masih menggunakan sungai untuk mandi hingga buang air di jamban apung menjadi permasalahan tersendiri.
“Program jambanisasi sangat diperlukan guna meningkatkan kesadaran akan dampak negatif dari buang air besar sembarangan,” ujarnya.
Selain itu, Imunisasi juga penting mencegah TBC dan lingkungan bersih mencegah diare.
Oleh sebab itu, karena faktor multidimensi itulah, maka penanggulangan stunting membutuhkan keterlibatan lintas sektoral secara kolaboratif.
Untuk program jambanisasi dan pembuatan sumur bor sumber air bersih, BKKBN menggandeng Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat agar diarahkan kepada wilayah yang terdapat banyak keluarga berisiko tinggi stunting.
“Di Kalsel kami upayakan CSR perusahaan berkontribusi untuk bapak asuh anak stunting. Cukup murah hanya Rp15 ribu per hari,” ungkapnya,
Selain itu, Kalsel yang berada di angka 30 persen untuk prevalensi stunting dan ditargetkan dapat turun 14 persen pada tahun 2024 mendatang.
“Saya berharap Kalsel secepatnya di bawah 20 persen, karena yang disyaratkan Organisasi Kesehatan Dunia WHO batas toleransinya minimal 20 persen,” terangnya. MC Kalsel/tgh