Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan melalui Dinas Perkebunan dan Peternakan Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) telah menciptakan Program Super Prioritas yaitu Sistem Integrasi Kelapa Sawit-Sapi Berbasis Kemitraan Usaha Ternak Inti Plasma (SISKA KU INTIP) yang didukung Peraturan Gubernur No. 053 Tahun 2021 untuk percepatan swasembada sapi potong melalui integrasi sawit-sapi, yang diharapkan tercapai pada tahun 2024, mengingat Kalsel sebagai pintu gerbang ibu kota negara baru.
“Dengan program ini bisa menghasilkan daging sapi dengan biaya rendah, karena memanfaatkan rumput alam di perkebunan kelapa sawit serta pakan yang dihasilkan dari limbah industri kelapa sawit,” kata Kepala Disbunnak Kalsel, Suparmi di Banjarbaru, Rabu (30/3/2022).
Mahalnya harga pakan impor mendorong agar mampu memanfaatkan berbagai sumber daya lokal sebagai sumber bahan pakan alternatif, terutama bahan baku sumber protein dan energi.
Hal ini sebagai upaya peningkatan produksi ternak dan tidak cukup hanya dengan memberikan rumput alam saja, tetapi perlu adanya pakan tambahan.
“Bahan baku dimaksud, diharapkan tersedia secara berkelanjutan, melimpah, murah, tidak bersaing dengan kebutuhan manusia, secara ekonomi menguntungkan, dan secara sosial dapat diterima masyarakat. Salah satu bahan pakan yang saat ini cukup potensial adalah bungkil inti sawit,” ujar Suparmi.
Saat ini, pakan limbah kelapa sawit sudah digunakan yaitu di PT Buana Karya Bhakti (BKB) yang berlokasi di Kecamatan Satui Kabupaten Tanah Bumbu untuk pakan sapi.
“Dan gabungan kelompok ternak (gapoktan) sebagai plasma di bawah binaan PT BKB juga menggunakan pakan limbah sawit,” jelas Suparmi.
Selain sapi juga bisa digunakan untuk unggas sebagai substitusi jagung, namun karena kandungan serat kasar yang tinggi serta kecernaannya yang rendah penggunaannya masih terbatas, seperti untuk ayam petelur sebanyak 10-15% dan untuk ayam pedaging sekitar 5%.
Selanjutnya, Suparmi menyebutkan, Gubernur Kalsel melalui Dinas Perkebunan dan Peternakan juga memberikan bantuan kepada kelompok ternak di perkebunan kelapa sawit untuk sarana penggembalaan sapi di kebun sawit berupa pagar elektrik portable.
“Serta akan memberikan bantuan sarana lain seperti mesin pencacah rumput, tata kelola air, bibit rumput unggul, bibit leguminosa serta pupuk, yang semuanya ditujukan untuk percepatan pencapaian swasembada sapi potong di Kalsel,” tutup Suparmi. MC Kalsel/scw