Dalam rangka mengadaptasi serta menjalani iklim yang sering berganti beberapa tahun ini, Kementerian Pertanian melalui Balai Besar pelatihan Pertanian Binuang (BBPP) melakukan kegiatan pelatihan dengan tema “Adaptasi dan Mitigasi Pertanian terhadap perubahan iklim”.
Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalimantan Selatan, Syamsir Rahman selaku narasumber pada kegiatan kali ini, mengungkapkan pemanasan global yang terjadi saat ini disebabkan karena melimpahnya gas rumah kaca.
“Hal ini terjadi dikarenakan petumbuhan industri di seluruh dunia dan berkurangnya luas hutan serta sering adanya eksploitasi kayu,” ucapnya, Banjarmasin, Kamis (24/2/2022).
Maka dari itu, pihaknya mengatakan harus adanya antisipasi yang dilakukan mulai dari sekarang.
“Apabila antisipasi ini tidak kita lakukan secara perlahan, maka nantinya akan susah,” katanya.
Lanjut Syamsir, pihaknya melihat efek dari musibah yang terjadi pada tahun lalu membuat para petani saat ini sudah mulai beradaptasi sendiri dengan cara membaca alam.
Ia menambahkan, dengan cara mengurangi emisi dan menstabilkan tingkat gas rumah kaca yang memerangkap panas di atmosfer.
“Tujuan adaptasi ini ialah untuk mengurangi kerentanan kita terhadap efek berbahaya dari perubahan iklim yang terjadi,” tuturnya.
Ada beberapa upaya yang bisa dilakukan menghadapi pertanian dengan perubaham iklim seperti ladang yang dikelola secara organik dapat menyerap lebih banyak karbon di tanah dari pada ladang yang dikelola secara metode kovensional, kemudian menggunakan pengolahan tanah konservansi bisa menurunkan emisi gas rumah kaca, dan irigasi tetes bawah permukaan membantu mengurangi emisi gas rumah kaca dari pemotongan penutup.
Dengan pelatihan ini, Syamsir berharap bisa memberikan masukan kepada para petani serta penyuluh bagaimana menghadapi perubahan iklim yang terjadi. MC Kalsel/usu