Dinas Perdagangan Kalimantan Selatan (Kalsel) memastikan harga sebagaian besar bahan pokok (bapok) di sejumlah pasar tradisional di Banjarmasin awal tahun ini cenderung normal, termasuk harga cabai yang mulai berangsur turun.
Hal ini berdasarkan pemantauan di tiga pasar tradisional, yaitu Pasar Antasari, Pasar Kalindo, dan Pasar Sederhana tanggal 6 Januari kemarin.
“Untuk harga beberapa jenis cabai sudah mulai turun, seperti cabai merah besar segar Rp41.100,00 per kilo, cabai merah keriting Segar Rp56.600,00 per kilo, cabai rawit hijau segar Rp25.000,00 kilo, cabai rawit lokal segar Rp121.100,00 per kilo, cabai rawit taji segar Rp100.000,00 kilo, dan cabai rawit tiung segar Rp93.300,00 per kilo,” kata Kepala Dinas Perdagangan Kalsel, Birhasani, Banjarmasin, Jumat (7/1/2022).
Namun, Birhasani mengatakan harga cabai rawit produksi petani lokal masih tinggi, karena curah hujan tinggi yang mengakibatkan gagal panen.
“Kita tidak bisa mencukupi kebutuhan yang punya selera untuk jenis cabai tersebut, dikarenakan gagal panen akibat curah hujan yang tinggi. Hal ini berbeda dengan jenis cabai lainnya, masih bisa diupayakan suplai dari daerah lain, sehingga harganya mulai turun perlahan,” kata Birhasani.
Sementara, untuk minyak goreng yang mengalami kenaikan karena tingginya harga CPO, Birhasani mengatakan telah bekerja sama dengan produsen dan distributor lokal, juga melaksanakan pasar murah dan operasi pasar dengan total penjualan 300 ribu liter minyak goreng.
“Kami terus berupaya menjalin kerja sama dengan pelaku usaha minyak goreng lainnya untuk menggelar operasi pasar selanjutnya atau tahap dua,” ujar Birhasani.
Selain komoditas di atas, Birhasani mengatakan bahan pokok seperti gula pasir, daging sapi, beras, dan daging ayam tidak mengalami mengalami perubahan harga.
“Harga telur ayam sempat naik mencapai Rp30 ribu per kilo, sekarang sudah mulai turun berada di harga Rp27 ribu sampai Rp28 ribu per kilo. Telur sekarang suplai dari Jawa sudah normal dan harganya turun cukup signifikan. Hal ini juga tidak lepas dari koordinasi yang terus dilakukan bersama PINSAR agar masyarakat tidak risau karena harga telur ayam yang tinggi,” kata Birhasani. MC Kalsel/scw