Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Balitbangda) Provinsi Kalsel melaksanakan seminar hasil Kajian Indeks Pembangunan Pemuda (IPP) yang diadakan secara virtual.
Ketua tim Kajian IPP, Siska Fitriyanti mengatakan dilaksanakannya kajian ini bertujuan untuk mengukur pembangunan kepemudaan di Kalsel dalam keberlanjutan pembangunan nantinya.
“Hampir 25% penduduk di Indonesia adalah pemuda dengan rentang usia 16 hingga 39 tahun. Maka perlu kita mengukur pembangunan kepemudaan di Kalsel,” ucapnya, Banjarbaru, Kamis (23/9/2021).
Siska menjelaskan, penelitian ini telah dilaksanakan selama 6 bulan dengan pengambilan data dilakukan di 13 Kabupaten/Kota di Kalsel.
“Hasil kajian ini didapatkan bahwa fokus permasalahan IPP di Kalsel berada pada Indikator Angka Partisipasi Kasar Sekolah Menengah dan Perguruan Tinggi (APK SM & APK PT), domain partisipasi dan kepemimpinan serta indikator perkawinan usia anak,” ujarnya.
Dengan mengetahui permasalahan IPP, maka ada beberapa rekomendasi yang bisa dilaksanakan untuk mengubah hal tersebut.
“Diantaranya, koordinasi lintas sektor yang dipimpin oleh Bappeda Provinsi Kalsel untuk penyusunan RAD Pembangunan Kepemudaan berdasarkan permasalahan kepemudaan di setiap domain. Penerapan WAJAR 12 Tahun dan pemberian beasiswa antar jenjang (SMP/sederajat ke SMA/sederajat, SMA ke Perguruan Tinggi), mitigasi perbedaan data pendidikan yang dirilis oleh BPS dan Kemendikbud-Kemenag (PDSPK), penyusunan database kepemudaan yang update dan komprehensif (meliputi data domain kesehatan, data pemuda berkuliah, data pekerja formal dan wirausaha penduduk usia 16-30 tahun, data pemuda yang menjadi anggota OKP dan komunitas, data perkawinan usia anak di tingkat desa), dan standarisasi pemberian dispensasi perkawinan (calon pengantin perempuan minimal telah menyelesaikan jenjang SMA/sederajat),” pungkasnya. MC Kalsel/usu
