Dalam rangka mempercepat pendataan surveilans gizi masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan mutu gizi perorangan dan meningkatkan akses mutu penilaian gizi, Dinas Kesehatan Provinsi Kalsel menggelar Orientasi Surveilans Gizi Tingkat Provinsi Kalsel Tahun 2021 di Hotel Berbintang, Banjarmasin.
Kepala Dinas Kesehatan Kalsel, Muhammad Muslim mengatakan pentingnya pemenuhan informasi status gizi berdasarkan individu untuk kebutuhan intervensi, maka diperlukan penguatan surveilans gizi melalui kegiatan pemantauan status gizi secara rutin dengan menggunakan pencatatan dan pelaporan gizi by name by address.
“Pencatatan dan pelaporan by name by address dituangkan dalam bentuk aplikasi online yaitu e-PPGBM (Elektronik Pencatatan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat),” kata Muslim, Senin (6/9/2021).
Menurutnya, e-PPGBM telah terintegrasi dengan PIS-PK. Apabila ditemukan balita yang mempunyai masalah gizi dari hasil kunjungan rumah dalam kegiatan PIS-PK maupun informasi status gizi balita by name by address dari e-PPGBM, ditindaklanjuti bersama lintas program dan lintas sektor dengan melakukan investigasi ke rumah balita.
Kegiatan ini diikuti oleh seluruh tenaga pengelola gizi Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan Tenaga pengelola gizi Puskesmas yang bertujuan mendukung percepatan pencapaian kualitas manusia Indonesia yang merupakan salah satu agenda prioritas nasional dan mendukung visi misi Gubernur Kalsel.
“Upaya-upaya percepatan pembangunan kesehatan sangat menjadi perhatian Gubernur Kalsel, termasuk perbaikan gizi masyarakat dalam mengatasi permasalahan gizi terutama stunting,” ujarnya.
Oleh Karena itu, rencana aksi Nasional penanggulangan stunting mengusung 5 pilar. Tercapainya pilar ke 3 sebagai bentuk konvergensi dengan lintas sektor, harus didasarkan pada sumber data individu yang akurat agar intervensi yang dilakukan lebih tepat sasaran.
“Jadi melalui kegiatan ini, diharapkan peserta dapat mengoptimalkan data melalui e-PPGBM agar kegiatan surveilans dapat berjalan sebagaimana mestinya,” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinkes Kalsel, Nurul Ahdani mengatakan tujuan kegiatan untuk meningkatkan koordinasi tentang informasi status gizi balita dan ibu hamil sebagai kegiatan pemantauan pertumbuhan secara berjenjang antara Dinas Kesehatan, lintas
program dan lintas sektor terkait.
Tujuan selanjutnya, pemantapan pengoperasional aplikasi pencatatan dan pelaporan gizi melalui
pemanfaatan aplikasi e-PPGBM dan melakukan analisa situasi gizi berdasarkan hasil surveilans gizi serta menyusun rencana intervensi gizi bersama lintas sektor dan lintas program.
Oleh sebab itu, upaya percepatan perbaikan gizi masyarakat diprioritaskan pada percepatan pencegahan stunting dengan target penurunan prevalensi stunting adalah 14% dan wasting 7% di tahun 2024.
“Dalam rangka upaya penurunan stunting dan wasting maka disusun Indikator Kinerja Program (IKP) dan Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) yaitu Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2020-2024,” kata Nurul.
Ia menjelaskan, Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2020-2024 yaitu, persentase Bumil KEK (target 10% tahun 2024), persentase Kabupaten/Kota yang melaksanakan surveilans gizi (target 100% tahun 2024), persentase Puskesmas mampu tata laksana gizi buruk pada balita (target 60% tahun 2024), dan persentase bayi usia kurang dari 6 bulan mendapat ASI Eksklusif (target 60% tahun 2024).
“Jadi ini target rencana strategis yang harus dilakukan sampai tahun 2024 dalam menekan penurunan stunting,” pungkasnya. MC Kalsel/tgh