Dinas Perdagangan (Disdag) Kalimantan Selatan (Kalsel) menyambut baik aturan Kementerian Perdagangan RI yang mewajibkan minyak goreng sawit berkemasan.
“Minyak goreng berkemasan tentu lebih higienis, karena menggunakan kemasan yang memenuhi standar kesehatan, tidak mudah tercemar oleh kotoran, konsumen pun terlindungi,” ujar Kepala Disdag Kalsel, Birhasani, Banjarmasin, Jumat (27/8/2021).
Birhasani mengatakan, sosialisasi minyak goreng sawit berkemasan telah dilaksanakan pada Rabu 25 Agustus lalu, yang diikuti oleh semua instansi yang membidangi perdagangan dan UPT pengelola pasar di kabupaten/kota se-Kalsel.
“Sejak tanggal 1 Januari 2022, minyak goreng curah tidak boleh lagi beredar di pasaran, ini sesuai dengan Peraturan Menteri Perdagangan RI Nomor 36 Tahun 2020 yang telah disosialisasikan Ditjen Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan RI bersama Kepala Dinas Perdagangan Provinsi Kalsel,” ujar Birhasani.
Birhasani pun menyebutkan sejumlah keunggulan yang dimiliki minyak goreng kemasan dibandingkan curah, mulai dari adanya keterangan bahan, masa kedaluwarsa, dan yang terpenting tercantum nama perusahaan atau produsen sebagai penanggung jawab produk.
“Sedangkan minyak goreng curah rentan cepat rusak, mudah terkontaminasi dengan kotoran, mudah dioplos dengan minyak jelantah, bahkan mungkin saja dengan bahan terlarang lainnya,” kata Birhasani.
Meskipun memiliki harga lebih mahal dibanding curah, Birhasani menilai masyarakat saat ini sudah cenderung memilih minyak goreng berkemasan, terutama untuk keperluan konsumsi rumah tangga.
Selain karena keunggulan yang dimiliki, Birhasani menyambut baik aturan minyak goreng kemasan karena potensi yang dimiliki Kalsel, sehingga diharapkan dapat mendorong lahirnya industri minyak goreng kemasan dan membuka peluang kerja bagi masyarakat.
“Di Kalsel sudah ada satu perusahaan yang memproduksi minyak kemasan yaitu PT Sime Darby Oil dengan merk Minyak Goreng Alif, yang sekarang ini sudah familiar bagi masyarakat Kalsel. saya berharap perusahaan ini segera memproduksi dengan bahan kemasan yang lebih sederhana namun tetap memenuhi standar SNI, dengan kemasan yang lebih sederhana tentunya harga jualnya ke konsumen bisa lebih murah,” kata Birhasani. MC Kalsel/scw