Beberapa waktu lalu, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispersip) Kalimantan Selatan menerima kunjungan dari Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispersip) Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU) dalam rangka sinergi peningkatan layanan perpustakaan.
Kunjungan dilakukan untuk mendorong perpustakaan menggunakan paradigma kebermanfaatan dalam mengukur indikator kinerja kunci, seperti penguatan peran perpustakaan dalam membantu peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Terkait hal itu, Kepala Dispersip Kalsel, Nurliani, mendorong para pengelola pusat sumber belajar agar mampu memenuhi segala informasi kebutuhan manusia dalam segala aspek, sehingga mampu menjaga eksistensi.
Selain itu, para pustakawan dan pengelola perpustakaan harus memahami tugas dalam melayani masyarakat sepenuh hati, dengan selalu membarui ilmu pengetahuan dan teknologi.
“Para pustakawan paradigmanya harus berubah dari cara pandang deretan hukum-hukum pengumpulan pengelompokan ilmu pengetahuan, bergeser kepada bagaimana melayani manusia dengan segala problematikanya, ekspektasinya, harapannya, sehingga peran perpustakaan dan pustakawan dapat dirasakan dan menjadi pemberi informasi yang bermanfaat bagi masyarakat guna meningkatkan kesejahteraan dan perekonomian,” ujar Nurliani, Banjarmasin, Senin (2/8/2021).
Nurliani menambahkan, dalam mempromosikan minat baca, dibutuhkan visi dan kemampuan dari para pustakawan hingga komunitas perpustakaan untuk mendukung hal tersebut.
Perpustakaan, lanjut Nurliani, harus mampu beradaptasi menghadapi dinamika zaman dalam menjalankan fungsi mencerdaskan kehidupan bangsa.
“Secara global persaingan semakin ketat. Kalau perpustakaan stagnan pada tugas pokok dan fungsi seperti ratusan tahun lalu, tinggal menunggu waktunya perpustakaan akan ditinggal. Oleh karenanya membicarakan tentang pengukuran indikator kinerja kunci urusan perpustakaan, saat ini adalah sebuah keniscayaan. Kita berada dalam sebuah penerapan teori relativisme, tidak ada yang abadi, semua harus berubah mengikuti perkembangan selera konsumen,” tutur Nurliani.
Sementara itu, Sekretaris Dispersip Kalsel, M Ramadhan mengatakan parameter kemampuan perpustakaan juga harus diukur secara komprehensif, dengan melibatkan banyak variabel.
“Salah satu parameter identitas sebuah perpustakaan adalah tersedianya koleksi buku baru di perpustakaan. Namun, kebanyakan orang tidak lagi membutuhkan buku cetak. Karena itu, peran perpustakaan harus meningkat kepada bagaimana memiliki kemampuan untuk mengelola sumber-sumber ilmu pengetahuan menurut kebutuhan manusia secara komprehensif, dengan memanfaatkan media massa sebagai promosi minat baca dan memberitakan kegiatan perpustakaan, sehingga akan membuat pustakawan dan pemustaka bisa berinteraksi secara tidak langsung dengan masyarakat,” ucap Ramadhan.
Atas masukan-masukan yang diberikan, Kepala Dispersip HSU, Lailatanur Raudhah, mengucapkan terima kasih dan berkomitmen untuk meningkatkan promosi minat baca di wilayahnya.
“Hal ini akan menjadi pemicu bagi kami untuk lebih giat mempromosikan minat baca di daerah, dan mempertahankan posisi Indeks Pembangunan Literasi Kalsel sebagai yang tertinggi se-Indonesia,” kata Lailatanur. MC Kalsel/Jml