Pabrik Tahu Usaha Bakti Bertahan di Tengah Pandemi COVID-19

Pemilik pabrik tahu Usaha Bakti, Nurhamid, menunjukkan tahu hasil produksi, di Banjarbaru, Jumat (9/7/2021). MC Kalsel/scw

Berdiri sejak tahun 1991, pabrik tahu Usaha Bakti mampu bertahan hingga saat ini, bahkan di tengah pandemi COVID-19.

Pemilik usaha, Nurhamid, mengatakan pabrik yang Ia kelola mampu memproduksi satu ton tahu per hari.

“Dalam sehari kami dapat memproduksi satu ton tahu goreng padat dan tahu pong,” kata Nurhamid, Banjarbaru, Jumat (9/7/2021).

Meskipun permintaan tahu relatif tinggi, Nurhamid mengakui di awal pandemi usahanya sempat mengalami penurunan dikarenakan banyaknya usaha pelanggan yang terdampak.

“Jadi, awal pandemi sempat menurun permintaan produksi tahu sekitar 25 persen atau 700 kg per harinya. Tetapi sekarang mulai membaik, permintaan mulai kembali seperti hari biasa hampir tembus satu ton lebih.
Awal-awal pandemi kemaren sempat menurun produksinya karena banyak sekolah, pedagang pentol/bakso, dan pasar yang tutup,” ujar Nurhamid.

Nurhamid bercerita, memulai usaha dengan modal kecil sekitar 30 tahun lalu, Ia hanya mampu memproduksi 1,5 kuintal tahu per hari. Beruntungnya di tahun 1993, Ia mendapat bantuan pengembangan usaha dari PT PLN yang kemudian dipergunakan untuk membeli mesin.

“Bantuan tersebut saya gunakan untuk membeli mesin peralatan produksi tahu. Semakin lama produksi saya cukup membaik bahkan mendapatkan langganan,” kata Hamid.

Seiring berkembangnya usaha, saat ini pabrik tahu Usaha Bakti memiliki belasan pekerja dan mampu meraup pendapatan hingga puluhan juta per bulan.

“Kami memiliki 12 pegawai dan omset perharinya mencapai Rp15 juta belum dipotong biaya produksi,” kata Nurhamid. MC Kalsel/scw

Mungkin Anda Menyukai