Dinas Perindustrian (Disperin) Kalimantan Selatan (Kalsel) berupaya mendorong mengembangkan hilirisasi industri manufaktur di Kalsel.
“Penguatan industri manufaktur dapat dilakukan dengan hilirisasi industri berbasis karet, kelapa sawit, mineral logam dan batu bara,” ujar Kepala Disperin Kalsel, Mahyuni, di Banjarbaru, Selasa (29/6/2021).
Sebagai contoh, pupuk berbahan baku batu bara merupakan salah satu hilirisasi yang dinilai ramah lingkungan, karena dapat menahan eksploitasi batu bara dalam jumlah yang besar.
“Pupuk berbahan batu bara ini sudah diujicobakan di Kalsel pada komoditas jagung dan kelapa sawit yang sudah terbukti meningkat produktivitasnya, dengan hasil lapangan yang menunjukkan peningkatan pada jagung sebanyak 46,15 persen dan kelapa sawit sebanyak 33,33 persen,” tutur Mahyuni.
Mahyuni pun menyampaikan, hasil uji laboratorium International Accounting Standards (IAS) di Arizona, Amerika Serikat menunjukkan pupuk dari batu bara mempunyai kandungan yang cukup lengkap untuk menggantikan kandungan unsur hara.
“Pemupukan yang diberikan akan memberikan tiga unsur pengganti melalui Nitrogen, Phosphat dan Kalium (NPK),” tambah Mahyuni.
Tidak hanya itu, pupuk berbahan batu bara ditemukan oleh orang Indonesia dan sudah memiliki paten atas penemuannya dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, juga oleh Amerika Serikat pada 16 Juni 2020.
“Sehingga, negara-negara yang sudah memanfaatkan penemuan pupuk batu bara ini adalah Amerika Serikat dan negara dari Afrika seperti Zimbabwe, Zambia, Malawi dan Rwanda serta yang sedang proses pengajuannya yaitu Australia, UEA, India, Brazil dan Jepang,” tukas Mahyuni. MC Kalsel/Ar