Era Baru Perwakafan Nasional

Wakil Presiden RI, Ma’ruf Amin saat menyampaikan sambutan dalam Seminar Nasional Wakaf dengan mengangkat tema, Era Baru Perwakafan Melalui Transformasi Digital dan Penguatan Ekosistem melalui video telekonferensi pada akun Youtube Bank Indonesia, Jumat (7/5/2021).

Wakil Presiden Republik Indonesia, Ma’ruf Amin berikan arahan dan membuka Seminar Nasional Wakaf dengan mengangkat tema, Era Baru Perwakafan Melalui Transformasi Digital dan Penguatan Ekosistem melalui video telekonferensi pada akun Youtube Bank Indonesia, Jumat (7/5/2021).

Seminar Nasional ini dilaksanakan atas kerja sama dengan Badan Pelaksana Badan Wakaf Indonesia, Gubernur Bank Indonesia, Masyarakat Ekonomi Syariah serta Menteri BUMN.

Lima Narasumber dihadirkan pada Seminar Nasional ini, di antaranya yakni Oni Sahroni, Anggota Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia, Imam Teguh Saptono, Wakil Ketua Badan Pelaksana Badan Wakaf Indonesia, Bobby P. Manulang, Ketua Forum Wakaf Produktif, Murniati Mukhlisin, Pengurus ISEI Pusat / Rektor Institut Tazkia dan Raditya Sukmana, Universitas Airlangga.

Wakil Presiden dalam sambutannya menyampaikan apresiasi terhadap kegiatan ini yang merupakan perwujudan nyata kerjasama multi pihak dalam upaya mengakselerasi pengembangan ekonomi dan keuangan syariah khususnya perwakafan di tanah air.

“Upaya pengembangan perwakafan sebagai bagian dari fokus pengembangan dana sosial Syariah di tanah air saat ini terus bergulir dan menunjukkan progres yang semakin baik,” katanya.

Selain itu, Muhammad Nuh menyampaikan bahwa melalui Wakaf, dapat diimplementasikan pada kesejahteraan, dakwah, kemartabatan dan keabadian dengan judul Era Baru Perwakafan Melalui Transformasi Digital dan Penguatan Ekosistem.

Dijelaskan bahwa tidak semua orang hatinya terpaut dengan perwakafan. “Hari ini apa yang kita lakukan semata-mata mencari keridaan Allah untuk meneruskan apa yang telah dirintis oleh Rasulullah untuk meningkatkan kualitas hidup kita,” ujar Muhammad Nuh.

Disampaikan pula bahwa memasuki era baru perwakafan nasional , momentum ini menjadi arah baru, untuk ikut dalam arus utama, kemudian tumbuhnya kesadaran kolektif lintas struktur sosial untuk berwakaf.

Berbeda dengan era sebelumnya, perwakafan dilakukan oleh mereka yang berkecukupan atau kelompok tertentu, tapi sekarang tidak, baik yang kaya maupun yang miskin baik yang tua maupun anak muda baik yang mahasiswa maupun para dosen para akademisi bahkan ada Duta dari mahasiswa sebagai Duta Wakaf.

Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo menyambut baik digitalisasi yang dilakukan di masyarakat ekonomi syariah maupun juga di BUMN.

Perry mengangkat kisah para sahabat Rasul dalam melakukan wakaf untuk memajukan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.

“Kita juga tahu para sahabat-sahabat Rasulullah berlomba-lomba mewakafkan aset-aset produktif yang baik formal maupun berbagai aset aset produktif untuk memajukan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat, juga membangun peradaban Islam dalam episode berikutnya,” ungkapnya.

Melalui kegiatan ini pula, Bank Indonesia menyambut baik dan mengambil bagian sebagaimana wakaf produktif itu dapat dimobilisasi menjadi salah satu pilar utama pembangunan ekonomi, peradaban Islam dan bersamaan juga dengan mobilisasi zakat, infak dan sadakah untuk memajukan kesejahteraan umat. MC Kalsel/Fuz

Mungkin Anda Menyukai