Peran Germas Dalam Pencegahan COVID-19

Dinas Kesehatan Kalsel mengadakan koordinasi dan advokasi  di berbagai tatanan Provinsi Kalsel, di hotel berbintang, Banjarmasin, Senin (3/5/2021). MC Kalsel/tgh

Guna mengedukasi masyarakat akan pentingnya hidup sehat dengan Germas dimasa pandemi covid-19, Dinas Kesehatan Kalsel mengadakan koordinasi dan advokasi  di berbagai tatanan Provinsi Kalsel.

Kegiatan dibuka secara resmi oleh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalsel, Muhammad Muslim secara virtual dan turut dihadiri jajaran dinas Kabupaten/Kota se-Kalsel.

Kepala Dinas Kesehatan Kalsel, Muhammad Muslim mengatakan tujuan kegiatan ini untuk memastikan program Germas sampai kepada masyarakat dan memberikan output yang diharapkan yaitu perubahan perilaku sehat di masyarakat. 

Untuk mencapai tujuan tersebut perlu intervensi promosi kesehatan melalui GERMAS di Provinsi dan Kabupaten/Kota yang dilaksanakan pada semua tatanan dengan menggunakan metode yang tepat, strategi pendekatan advokasi, aksi masyarakat, menciptakan lingkungan yang mendukung, dan melakukan reorientasi terhadap layanan kesehatan. 

“Jadi setiap intervensi yang akan dilakukan di masing-masing tatanan harus melalui analisa situasi yang tepat, menggunakan pendekatan yang dibutuhkan oleh sasarannya dengan perencanaan partisipatif,” ucap Muslim, Banjarmasin, Senin (3/5/2021).

Oleh karena itu, diketahui bersama program Germas adalah upaya nyata dalam pencegahan COVID-19 yaitu penerapan 3M (pakai masker, cuci tangan pakai sabun dan jaga jarak). 

“Program Germas itu penerapan hidup sehat kemasyarakat dengan cara 3M. Maka dimasa pandemi sekarang, peran Germas sangat penting sekali,” katanya.

Dikesempatan yang sama, Kepala Seksi Promosi dan Pemberdayaan Masyarakat Dinas Kesehatan Kalsel, Abdul Basit menambahkan kegiatan ini dalam rangka mengevaluasi sejauh mana kegiatan Germas yang sudah dilakukan melalui Forum Germas di Provinsi maupun Kabupaten/Kota.

“Jadi memang terfokus evaluasi kegiatan-kegiatan Germas terkait pencegahan COVID-19 di Kabupaten/Kota. Serta melihat sejauh mana lima tahun kedepan Germas menjadi budaya, dari tahun 2020 sampai 2024,” ujar Basit.

Menurutnya, pembudayaan germas telah  dilakukan pihaknya. Namun apakah pembudayaan germas sudah mendarah daging di masyarakat atau belum. 

Untuk itu, dicoba kembali tahun 2021 sampai 2024 dan dilakukan evaluasi.

“Ini kita coba dan evaluasi yang dilakukan oleh Kabupaten/Kota. Nanti dapat terevaluasi ditingkat desa dan rumah tangga apakah germas ini sudah dilaksanakan apa belum,” tuturnya.

Untuk diketahui kegiatan Koordinasi dan Advokasi Lintas Program/Lintas Sektor Terkait Kebijakan Germas ini dilaksanakan selama dua hari dan menghadirikan narasumber dari Bappeda, Dinkes, dan lainnya. MC Kalsel/tgh

Mungkin Anda Menyukai