Dinas Perdagangan (Disdag) Kalimantan Selatan menyikapi deflasi yang terjadi di Kalsel pada bulan Januari (dibandingkan Desember 2020), berdasarkan siaran pers yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) Kalsel awal bulan ini.
“Penerapan PPKM membuat masyarakat tidak melakukan perjalanan kecuali sangat penting, ini berpengaruh pada tingkat perputaran uang atau omset para pedagang dan itu berarti tingkat belanja menjadi turun,” kata Kepala Disdag Kalsel, Birhasani, Selasa (9/2/2021).
Selain itu, banjir yang melanda 11 kabupaten/kota juga memiliki andil, karena melambatnya distribusi barang, disebabkan putusnya sejumlah ruas jalan yang saat ini tengah dalam perbaikan.
“Jadi, bukan disebabkan semata mata menurunnya daya beli tetapi lebih disebabkan masyarakat yang tidak dapat beraktivitas untuk membeli sesuatu ke pasar, tentunya juga sebagian korban banjir adalah pedagang dan mereka libur membuka tokonya,” kata Birhasani.
Selama banjir, 17 pasar tercatat tidak bisa beroperasi sama sekali, disamping 40 pasar yang dilaporkan belum bisa melakukan aktivitas jual beli secara normal.
“Meskipun kebanyakan pasar yang aktivitasnya terhambat tersebut adalah pasar desa dan kecamatan, bukan pasar yang menjadi sampel BPS untuk menghitung inflasi, tetapi itu berakibat berkurangnya tingkat pembelian di pasar-pasar besar di kabupaten/kota. Karena, para pedagang di pasar desa dan kecamatan tersebut pastinya membeli barang dagangannya sebagian dari pasar kabupaten/kota setempat, ini juga yang menjadi pasar di kabupaten/kota menjadi sepi pembeli,” kata Birhasani. MC Kalsel/scw