Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (DTPH) Provinsi Kalsel pastikan kebutuhan beras di Kalsel tercukupi.
Sekretaris Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalsel, Imam Subarkah mengatakan produksi beras di Kalsel menghasilkan sebanyak 2 juta ton per tahun berdasarkan data internal pertanian. Sementara perhitungan data dari BPS (Badan Pusat Statistik) bahwa kalsel menghasilkan 1,1 juta ton gabah dan dikonversi menjadi beras menghasilkan sekitar 900.000 ton beras per tahun.
“Untuk kebutuhan konsumsi di Kalsel hanya 400.000 ton beras per tahun, sehingga kalau dari segi persediaan pangan beras lebih dari cukup. Bahkan hasil satu tahun dapat dikonsumsi untuk 2 tahun,” kata Imam, Banjarbaru, Selasa (1/12/2020).
Ia menambahkan, data itu diperoleh dari kecamatan dan PPL (Penyuluh Pertanian Lapangan) yang melaporkan ke DTPH.
“Dari angka 2 juta ton produksi ini apabila kita konversi menjadi beras maka akan menjadi 1,3 juta ton beras per tahun. Jadi meski ditengah pandemi Covid-19, kita pastikan Kalsel tidak pernah kekurangan beras,” tambahnya.
Lanjut Imam mengatakan, hasil produksi beras Kalsel juga banyak diminati oleh Pulau Jawa, karena kualitas, kandungan kadar besi dan kadar gulanya rendah sehingga bagus untuk di konsumsi bagi penderita penyakit diabet.
Hingga kini stok beras di penggilingan sangat banyak tersedia seperti di daerah Gambut dan Tanah Laut. Karena, apabila beras disimpan malah makin mahal harga jualnya.
“Beras lokal ini pada beberapa waktu lalu di Barito Kuala dan Tanah Laut, harganya mencapai Rp60.000,00 s.d Rp70.000,00 per belik. Untuk sekarang saat belum musim panen, harganya sekitar Rp110.000,00 s.d Rp120.000,00 per belik. Ini menunjukkan bahwa beras lokal seperti jenis beras mayang, beras siam dan beras unus produk Kalsel pasarnya sangat bagus,” tuturnya. MC Kalsel/Rol