Dinas Pariwisata (Dispar) Kalimantan Selatan merancang sejumlah strategi guna memulihkan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif pada masa Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB), yang tentunya mengedepankan penerapan protokol kesehatan.
“Pelaku pariwisata akan didorong untuk menjaga destinasi pariwisata dengan baik dan menjalani standar-standar yang telah ditetapkan seperti destinasi aman, sehat dan indah,” kata Kepala Dispar Kalsel, M Syarifuddin, pada Webinar dengan tema “Pariwisata Kalsel Bergerak dengan AKB”, Banjarmasin, Kamis (22/10/2020).
Di kesempatan tersebut, Syarifuddin mengajak seluruh stakeholder untuk berkolaborasi mencari solusi dan melakukan eksplorasi potensi kerja sama untuk menumbuhkan kembali perekonomian daerah yang sempat terpuruk.
“Tujuannya untuk mendapatkan banyak informasi dan masukan, sehingga didapatkan strategi dan tata kelola yang sesuai dengan AKB di tengah pandemi Covid-19, untuk pemulihan dan pengembangan serta eksplorasi potensi pariwisata dan ekonomi kreatif guna menumbuhkan perekonomian dan menyerap kembali tenaga kerja,” kata Syarifuddin.
Selain itu, Dispar Kalsel juga telah melakukan sosialisasi di 13 Kabupaten/Kota se-Kalsel terkait izin pembukaan tempat wisata di masa AKB.
“Telah dilakukan sosialisasi Sapta Pesona di 13 kabupaten/kota, dimana tempat wisata boleh buka setelah mendapatkan izin dari Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 dengan mengikuti protokol kesehatan,” tutur Syarifuddin.
Medukung upaya Dispar Kalsel, Dewi Family dari DPD ASITA Kalsel mengatakan pihaknya semaksimal mungkin memastikan bahwa setiap protokol kesehatan yang ditetapkan di perusahaan penyedia jasa pariwisata fokus pada kesehatan, kebersihan dan pengurangan kontak fisik serta dapat memberikan pengalaman berwisata yang aman.
“Salah satu yang dilakukan dengan melakukan pemeriksaan suhu tubuh terhadap pengunjung, pengaturan waktu kerja yang tidak terlalu panjang agar tidak kekurangan waktu istirahat, serta mewajibkan penggunaan masker dan alat pelindung diri yang disesuaikan ketika berhadapan dengan pengunjung, menyediakan sarana cuci tangan dan melakukan pembersihan area paling tidak empat jam dalam sehari,” tukas Dewi. MC Kalsel/Ar