Kalimantan Selatan berhasil mencapai total nilai realisasi investasi selama periode semester I (Januari – Juni) Tahun 2020 sebesar Rp4,46 triliun yang terbagi menjadi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar Rp2,08 triliun dan Penanaman Modal Asing (PMA) sebesar Rp2,38 triliun.
Capaian tersebut disampaikan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kalimantan Selatan melalui data rilis “Realisasi Investasi Kalimantan Selatan Tahun 2020” di Banjarbaru beberapa waktu lalu.
Realisasi investasi menggambarkan kondisi perekonomian suatu daerah pada waktu tertentu terutama terkait kewirausahaan daerah tersebut.
Kepala DPMPTSP Kalimantan Selatan, Nafarin, menegaskan kinerja investasi Kalsel tergolong baik berkat dukungan pemerintah terhadap wirausaha daerah sehingga realisasi investasi dapat terus meningkat.
“Kami dukung pengusaha lokal untuk dapat berinvestasi, sehingga realisasi sampai dengan semester I tahun 2020 cukup baik dan berimbang antara PMDN dan PMA, yaitu 46,8 persen dan 53,2 persen,” ucap Nafarin, Banjarbaru, Jumat (16/10/2020).
Secara umum, Nafarin menggarisbawahi peranan penambahan volume proyek dan kepastian nilai investasi sehingga berkontribusi positif pada kinerja realisasi PMDN.
Untuk realisasi PMDN tersebar di 20 sektor usaha, dengan nilai terbesar pada sektor tanaman pangan, perkebunan dan peternakan sebesar 441 milyar, dan lokasi nilai terbesar yaitu Tanah Laut sebesar Rp737 miliar.
Bagi investor dalam negeri, proyek terbanyak adalah perdagangan dan reparasi sejumlah 128 proyek dan didominasi oleh Banjarmasin sejumlah 111 proyek.
Sementara itu, untuk realisasi PMA tersebar di 15 sektor usaha dan berasal dari 17 negara yang didominasi oleh Korea Selatan dengan nilai investasi sebesar Rp1,37 triliun dengan 11 proyek.
Nilai terbesar PMA berada di sektor listrik, gas, dan air sebesar Rp1,37 triliun dan lokasi nilai terbesar PMA yaitu Tabalong dengan nilai sebesar Rp1,44 triliun.
Bagi investor asing, proyek terbanyak adalah pertambangan sejumlah 37 proyek dan didominasi Kotabaru sejumlah 25 proyek.
Lebih lanjut Nafarin mengungkapkan bahwa berdasarkan lokasi realisasi investasi, Tabalong menjadi yang paling dominan dengan nilai sebesar Rp1,58 triliun dan Banjarmasin dengan 133 proyek.
“Jika PMDN dan PMA digabungkan, Tabalong menjadi lokasi dengan persentase nilai realisasi investasi terbesar yaitu 35,58 persen dengan dominasi sektor listrik, gas, dan air yaitu 31,41 persen,” ungkap Nafarin.
“Hal ini menunjukkan bahwa Pemprov Kalsel perlu mendorong pergeseran investasi agar dapat terus meningkatkan nilai PMDN,” pungkas Nafarin. MC Kalsel/EPN