Untuk mengurangi resiko kematian akibat Covid-19, Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 se-Kalimantan Selatan berupaya untuk melakukan pengelompokkan dan memprioritaskan penanganan bagi terkonfirmasi positif berusia rentan dan memiliki penyakit penyerta (komorbid).
Berdasarkan hasil evaluasi, 7 terkonfirmasi positif di Kalsel yang meninggal dunia memiliki penyakit penyerta seperti jantung, ginjal dan diabetes melitus. Dari jumlah tersebut, 3 diantaranya berusia 47 hingga 59 tahun dan sisanya berusia 60 sampai 75 tahun.
“Kesimpulan sementara saat ini, yang kita perlu perhatikan adalah kelompok usia yang beresiko tinggi dan juga kelompok yang memiliki penyakit penyerta. Tim gugus tugas, baik itu ditingkat kabupaten/kota maupun provinsi lebih memantapkan lagi pengelompokkan apakah itu PDP ataukah ODP yang beresiko tinggi ataupun penyerta tadi, sehingga pengelolaan terhadap kelompok ini dapat lebih kita prioritaskan sehingga lebih cepat untuk ditangani dan mengurangi resiko kematian,” ujar Juru Bicara Tim GTPP Covid-19 Kalsel, Muslim, Banjarbaru, Minggu (19/4/2020).
Sementara itu, untuk perkembangan Covid-19 di Banua, sampai pukul 16.00 WITA tercatat ada penambahan 5 PDP dan 4 terkonfirmasi positif.
“Ada bertambah 5 (PDP), yang pertama bertambah di RSUD Ulin sebanyak 2 pasien, RSUD Hasan Basry 2 pasien dan RSUD Ansari Saleh 1 pasien. Kemudian juga, 1 PDP pada siang tadi meninggal dunia yang dirawat di RSUD Ansari Saleh yaitu MAS-14, dari rujukan Banjarmasin namun hasil PCRnya masih belum diterima,” kata Muslim.
Jadi, sampai saat ini total PDP sebanyak 14 pasien, yang dirawat di sejumlah rumah sakit yaitu RSUD Ulin 3 pasien, RSUD Ansari Saleh 3 pasien, RSUD Hasan Basry 5 pasien, dan RS Islam 1 pasien serta 2 lainnya melakukan isolasi mandiri di Balangan.
Sementara untuk tambahan 4 terkonfirmasi positif merupakan hasil dari tracing dan tracking klaster perjalanan (Gowa) yang seluruhnya berasal dari Barito Kuala.
“Penambahan sore hari ini ada 4 yaitu dari Batola dan ini dilakukan dalam isolasi mandiri atau karantina khusus dan merupakan hasil tracking oleh teman-teman surveilans, terutama pada klaster perjalanan Gowa,” ucap Muslim.
Dengan adanya penambahan tersebut, terkonfirmasi positif di Kalsel menjadi 95 kasus, dengan rincian 34 menjalani perawatan di rumah sakit, 45 melakukan isolasi mandiri atau karantina khusus, 9 sembuh dan 7 meninggal dunia.
Menyikapi angka terkonfirmasi positif di Kalsel yang terus melaju bahkan melebihi provinsi Kalimantan lainnya, Muslim mengatakan hal tersebut merupakan kinerja optimal yang ditunjukkan surveilans epidemiologi untuk kemudian ditindaklanjuti secara cepat.
“Ini merupakan sebuah kinerja yang sangat baik dari petugas epidemiologi kita, dari kontak-kontak yang dicurigai, yang dideteksi kemudian dari klaster-klaster yang juga dicurigai, kemudian kita lakukan pemeriksaan cepatnya dan kita ambil swabnya, dan dengan cepat pula dapat kita ketahui terkonfirmasinya,” kata Muslim.
“Dengan kondisi seperti ini, maka tata kelola kita dari gugas tugas baik provinsi maupun kabupaten/kota akan dengan cepat mengambil keputusan untuk melakukan apakah isolasi mandiri atau dikarantina ataukah isolasi di rumah sakit, agar resiko tertular dapat dicegah,” tambah Muslim.
Kemudian, menyadari bahwa Covid-19 telah sangat berdampak bagi masyarakat, Muslim meminta pihak terkait untuk segera memberikan data terkini calon penerima bantuan, agar tidak terjadi penyalahgunaan.
“Pemerintah sedang melakukan telusur, mengidentifikasi orang-orang yang terdampak Covid-19 dalam upaya untuk diberikan bantuan, oleh karena itu, mari kita bersama-sama, seluruh komponen untuk memberikan data update agar tidak terjadi penyimpangan didalam pemberian bantuan tersebut,” tukas Muslim. Tim GTPP Covid-19 Kalsel/MC Kalsel/AY