Pemko Banjarmasin Fokus Cegah Stunting Sejak Usia Dini

Foto bersama usai Sosialisasi Pencegahan Stunting Usia Dini di Aula SMA Negeri 7 Banjarmasin, Kamis (12/3/2020). MC Kalsel/scw

Ratusan pelajar SMP dan SMA se-Kecamatan Banjarmasin Timur mengikuti Sosialisasi Pencegahan Stunting Usia Dini di Aula SMA Negeri 7 Banjarmasin, Kamis (12/3/2020).

Kegiatan tersebut turut dihadiri Ketua TP PKK Kota Banjarmasin, Siti Wasilah, Kepala Sekolah SMA Negeri 7 Banjarmasin, dan Guru sekolah SMP dan SMA Se-Kecamatan Banjarmasin Timur.

Sebelum sosialisasi dimulai, Ketua TP PKK Kota Banjarmasin, Siti Wasilah mengajak para pelajar untuk melakukan gerakan cuci tangan pakai sabun.

Dalam sambutannya, Siti Wasilah menjelaskan stunting merupakan kondisi anak yang gagal tumbuh baik secara fisik maupun tumbuh kembang otak, disebabkan kekurangan gizi dan nutrisi saat dalam kandungan.

Oleh karena itu, menurut Siti Wasilah, perlu pengetahuan dini bagi pelajar agar kelak saat tumbuh dewasa dan berkeluarga bisa memberikan nutrisi dan gizi terbaik kepada calon anak.

“Jadi jagalah kondisi kesehatan, kemudian menjaga diri agar nanti bisa siap menjadi calon ibu yang baik, yang melahirkan generasi yang baik tanpa stunting,” katanya.

Untuk remaja putri pemula antara usia 13 hingga 14 tahun, lanjut Siti Wasilah, harus berusaha ekstra dalam menjaga kesehatan dan menjaga diri agar terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan termasuk mengalami stunting.

“Jadi upaya kita dengan cara mengkampanyekan minum tablet penambah darah adalah upaya pencegahan stunting. Karena tablet penambah darah ini untuk mencegah anemia yang selalu mengancam kepada stunting, makanya harus kita cegah anemia ini,” jelasnya.

Sementara itu, Kepala Bidang Kesmas Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin, Kusnanta mengatakan kegiatan tersebut bertujuan memberikan edukasi terkait anemia dalam pencegahan stunting kepada para remaja putri di sekolah.

“Kemarin kita memulai di Banjarmasin Utara, Alhamdulillah animo dari pihak sekolah sangat luar biasa, terbukti dari dua kali kegiatan yang diselenggarakan, hadir semua instansi terkait,” ucapnya.

Menurut Kusnanta, antusias peserta terlihat dari tingginya permintaan konsumsi tablet tambah darah. Hal tersebut menunjukan adanya kepedulian terhadap pencegahan stunting.

“Kami menargetkan 75 persen remaja mengkonsumsi tablet tambah darah, kalau perlu 100 persen remaja kita mengkonsumsi ini,” tutupnya. MC Kalsel/scw

Mungkin Anda Menyukai

Tinggalkan Balasan