Disbunak Harapkan Karet Menjadi Penyokong Pembangunan Perekonomian Daerah

Kepala Dinas Perkebunan dan Pertenakan Kalsel, Suparmi usai kegiatan Focus Group Discussion (FGD) Ekspos Akhir Hasil Penyusus Masterplan Tanaman Karet di Banjarbaru Jum’at (6/12/2019). MC Kalsel/tgh

Sektor Perkebunan Karet menjadi penyokong pembangunan perekonomian daerah Kalimantan Selatan. Karena sektor perkebunan karet setiap Tahunnya meningkat. Dibuktikan dengan Produksi karet Kalsel di 12 Kabupaten/Kota telah mengekspor kebeberapa negara luar seperti, Amerika, Brazil, Jerman dan China.

Dengan mengetahui pangsa negara, Pemerintah melalui Dinas Perdagangan dapat memenuhi kriteria dan spesifikasi pasar yang dibutuhkan. Sedang Disbunnak, bertugas untuk menyiapkan ketersediaan produksi produktivitas, hingga ke pengolahannya. Dengan tujuan akhir tidak lagi bergantung pada perusahan asing.

“Kita harapkan nanti ada industri spare part atau industri ban yang menggunakan karet, itu bisa dibangun di Kalsel. Sehingga penyerapan Bokar (bahan olah karet) lebih banyak di dalam negeri sendiri,” ucap Kepala Dinas Perkebunan dan Pertenakan Kalsel, Suparmi usai kegiatan Focus Group Discussion (FGD) Ekspos Akhir Hasil Penyusus Masterplan Tanaman Karet di Banjarbaru, Jum’at (6/12/2019).

Oleh karena itu, melalui FGD pembuatan Masterplan ini disusun memang untuk membantu mendasari dalam membangun perkebunan karet di Kalsel. Kita berupaya membangun perkebunan karet berkelanjutan di Provinsi Kalsel.

“Secara keseluruhan yang terkait dengan pembangunan perkebunan karet, kami harapkan tertuang di dalam masterplan. Meskipun masterplan ini belum sempurna, dengan batasan anggaran yang kami miliki. Jadi kami ada penyempurnaan kedepannya,” ucapnya.

Para peserta berfoto bersama usai mengikuti kegiatan Focus Group Discussion (FGD) Ekspos Akhir Hasil Penyusus Masterplan Tanaman Karet di Banjarbaru, Jum’at (6/12/2019). MC Kalsel/tgh

Selain itu, lanjut Suparni, kebutuhan karet di Kalsel masih 70 persen. Hal itu berkat disokong oleh 11 pabrik karet di Kalsel yang diharapkan dapat meningkatkan produksi dan produktivitas lewat peremajaan dan intensifikasi karet.

“Kita memang sudah diatas nasional. Nasional 1000 kilogram per hektar per tahun, kita sudah 1031. Tapi dibanding dengan negara Malaysia dan Thailand kita kalah jauh. Thailand sudah 1700 bahkan lebih 2 ribu. Jadi ini upaya kami untuk meningkatkan produktivitas itu adalah salah satu meningkatkan pendapatan petani karet,” ungkapnya.

Selain meningkatkan produksi, produktivitas, Suparmi menerangkan juga mengepush untuk integrasi ganda dalan peremajaan karet. Sehingga tumpang sari ganda dapat tumbuh memungkinkan adanya komuditas-komuditas perkebunan, tanaman pangan bahkan peternakan yang bisa ditanami.

“Mari kita dorong petani untuk dapat penghasilan selain karet dengan cara menanam tanaman lainnya,” pungkasnya. MC Kalsel/tgh

Mungkin Anda Menyukai

Tinggalkan Balasan