Dinas Kesehatan (Dinkes) Kalimantan Selatan menggelar Rapat Strategi Pengendalian Kejadian Luar Biasa dan Krisis Kesehatan Berbasis Kolaborasi di Kalimantan Selatan, di Aula Kantor setempat, Banjarmasin, Rabu (30/10/2019).
Rapat turut dihadiri oleh pejabat instansi terkait di lingkungan Pemprov Kalsel seperti Diskominfo, Dinsos, BPBD, Satpol PP dan Damkar, Biro Humas dan Protokol, Biro Pemerintahan, Biro Hukum, Biro Organisasi, serta Biro Kesejahteraan Rakyat Setdaprov Kalsel.
Rapat digelar untuk mengkolaborasikan lintas sektor terkait dalam menyusun perencanaan dan langkah-langkah strategi pengendalian KLB dan krisis kesehatan.
Menurut Kepala Dinkes Kalsel, langkah yang disiapkan yakni mengkolaborasikan berbagai sistem yang ada, baik sistem yang ada di pemerintah pusat maupun daerah melalui command center.
Menurut Muslim dengan adanya command center akan mampu mendeteksi lebih awal kemungkinan bencana yang akan berdampak pada krisis kesehatan atau KLB tentang penyakit. Ia mencontohkan, salah satu data yang dibutuhkan seperti data bencana dari BPBD Kalsel.
“Maka terkait informasi BPBD kalsel ada 4 rawan bencana yaitu Karhutla, banjir, puting beliung, tanah longsor, potensi bencana tersebut bisa berdampak pada kesehatan,” ujarnya.
Dengan informasi tersebut, dilanjutkan dengan identifikasi dan monitoring, Dinkes Kalsel dan lintas sektor terkait bisa lebih cepat bergerak menuju lokasi atau wilayah yang terdeteksi memerlukan bantuan.
“Untuk itu dengan melakukan upaya persuasif preventif sebelum kejadian, sehingga pada saat kejadian ditindak dengan pertolongan secara bersama-sama,” ucapnya.
Lebih lanjut Ia menerangkan, pihaknya akan memilih call center yang akan digunakan yaitu 119/112, selain juga memiliki radio panggil jika sinyal tidak terjangkau.
“Dalam waktu dua bulan kita berharap akan memiliki command center, nanti kita menggunakan aplikasi dengan nama SIKENARI TANGKAS (Sistem Informasi Pengendalian Krisis Kesehatan dan Tanggap Darurat),” pungkasnya. MC Kalsel/scw