Profesi Radiografer Sangat Dibutuhkan di Indonesia

Asisten III Bidang Administrasi Umum Setdaprov Kalsel, Heriansyah (tiga kiri), Ketua Umum Pari, Sugiyanto (empat kiri) dan Ketua Pengda Pari Kalsel, Imam Muttakim (tiga kanan) foto bersama usai Pembukaan Workshop Radiologi Nasional di hotel G’Sign Banjarmasin, Jum’at (30/8/2019) malam. MC Kalsel/Ar

Profesi Radiografer merupakan aset bagi suatu lembaga kesehatan yang harus dikelola dengan baik, guna meningkatkan profesionalisme dan kompetensinya.

Perhimpunan Radiografer Indonesia (Pari) Kalsel kedepannya akan dapat membangun daerah ini melalui radiografer yang berkualitas, memiliki kompetensi agar bersama-sama melaksanakan tugas profesi dengan sebaik-baiknya.

Hal tersebut diutarakan Gubernur Provinsi Kalsel, Sahbirin Noor melalui Asisten III Bidang Administrasi Umum Setdaprov Kalsel, Heriansyah pada Workshop Radiologi Nasional dengan tema “Emergency Radiologi, Nilai Kritis, Dosis Radiasi Pasien dan Aplikasi STR Versi 2.0” di hotel G’Sign Banjarmasin, Jum’at (30/8/2019) malam.

Selanjutnya, Heriansyah mengungkapkan kemajuan teknologi bidang radiologi mampu menghasilkan gambar yang lebih tajam, bahkan berwarna yang dapat di lihat dari berbagai sudut sehingga tingkat keakuratan lebih tinggi dan pasien mendapatkan perawatan medis yang tepat.

“Tanggung jawab profesi radiologi memegang peranan dalam menjamin terselenggaranya pelayanan kesehatan bidang radiologi terutama menyangkut keakuratan hasil dan keamanan” ungkapnya.

Pembukaan Workshop Radiologi Nasional di hotel G’Sign Banjarmasin, Jum’at (30/8/2019) malam. MC Kalsel/Ar

Ditambahkannya, radiologi sebagai cabang ilmu kedokteran memiliki peran yang sangat penting dalam mendiagnosa penyakit sedini mungkin.

“Perkembangan inovasi radiologi berbagai keunggulan dapat memudahkan diagnosa berbagai penyakit dan memberikan manfaat untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang sehat, lahir dan batin sekaligus untuk kemajuan dunia kesehatan masyarakat khususnya bidang radiologi di Kalsel” ujarnya.

Ketua Umum Pari, Sugiyanto mengatakan saat ini kurang lebih 1.300 radiografer telah lulus uji kompetensi di berbagai fasilitas kesehatan di Indonesia.

“Dari jumlah tersebut, radiografer di Indonesia ditargetkan 1.800 maka profesi radiografer masih sangat dibutuhkan di Indonesia” tambah Sugiyanto.

Menurut, Ketua Pengurus Daerah (Pengda) Pari Kalsel, Imam Muttakim dilaksanakannya workshop radiologi nasional bertujuan untuk meningkatkan kemampuam dan kompetensi para radiografer di Indonesia.

Adapun workshop radiologi nasional ini di hadiri 105 peserta dari Pengda Pari Kalimantan, Jawa, Sulawesi, Sumatera yang digelar selama 3 hari dari tanggal 30 Agustus – 01 September 2019. MC Kalsel/Ar

Mungkin Anda Menyukai

Tinggalkan Balasan