Dalam rangka meningkatkan kualitas pemandu wisata yang profesional dan memiliki pengetahuan, pemahaman serta wawasan tentang tempat – tempat wisata dikota Banjarmasin dan sekitarnya,
Disbudpar menggelar Pelatihan Pemandu Wisata Budaya Perkotaan dan Pedesaan di POP! Hotel Banjarmasin, Senin (29/7/2019).
Hal ini bertujuan agar terciptanya peningkatan kualitas pelayanan dari pemandu pariwisata kepada parawisatawan, sehingga dengan meningkatnya mutu pelayanan diharapkan memberikan dampak yang signifikan pada peningkatan jumlah kunjungan wisatawan dan mendorong kepariwisataan di kota Banjarmasin agar lebih maju lagi kedepannya.
Hal tersebut diutarakan Walikota Banjarmasin Ibnu Sina pada saat membuka kegiatan ini, menurutnya, Pemerintah pusat sedang giat-giat nya untuk mempromosikan wonder full Indonesia.
“Mudah-mudahan kerup pasar pariwisata alam ataupun promosi wisata digital, paling tidak ada porsi untuk Kalsel dan juga kota Banjarmasin,” kata Ibnu saat menyampaikan sambutan.
Lanjut ia mengatakan, Kota Banjarmasin dikenal diseluruh dunia dengan pasar terapung dan sungai-sungainya.
“Oleh karena itu sudah seharusnya tempat yang sangat eksotik, keunikan wisata budaya berbasis sungainya harus mengambil floating market,” ujarnya.
Ia berharap kedepan nanti, ini menjadi salah satu agenda nasional dan saat ini sedang inisiasi agar tahun depan kita masuk dalam agenda pariwisata nasional, paling tidak ada dua yang masuk pertama festival pasar terapung dan yang kedua Banjarmasin sasirangan festival.
“Mudah-mudahan dua ini mewakili dari minimnya agenda event Kalsel yang masuk dalam agenda pariwasata nasional,” harapnya.
Sementara itu ia mengungkapkan pada tahun 2018 kita masih memiliki tiga agenda event nasional, Kalsel yang masuk dalam agenda event pariwisata nasional yaitu festival pasar terapung, festival loksado, pesta laut di pagatan, Kabupaten Tanah Bumbu.
“Tahun 2019 tinggal satu saja yaitu hanya festival pasar terapung yang masuk dalam agenda event nasional,” ungkap Ibnu, kenapa demikian, apakah tidak ada yang layak kita jual di Banjarmasin, jadi, untuk mengisi kekosongan seharusnya kita memang harus berbenah untuk menggali semakin banyak aspek wisata baik itu melalui wisata sungai, maupun dari Kain sasirangan,” jelasnya.
Sementara itu di Banjarmasin, Kain Sasirangan diproduksi langsung dengan pewarna alam dan membuang hasil limbah produksinya melalui Perusahaan Daerah (PD) Pengolahan Air Limbah (PAL). Ini satu-satunya di Indonesia.
Selanjutnya, Ibnu menerangkan dengan digelarnya pelatihan tersebut semoga dapat memberikan pengetahuan dan pembelajaran bagi para pemandu wisata tentang sejarah maupun kebudayaan yang selama ini menjadi kebanggaan Kota Baiman. Ia pun optimis dengan adanya pelatihan yang digelar selama tiga hari tersebut dapat meningkatkan jumlah wisatawan yang datang ke Banjarmasin hingga dapat memberikan pelayanan dan pengetahuan tentang sejarah Kota Banjarmasin. “Saya harap juga para pemandu bisa menjaga sikap selagi bertugas dengan santun,” Tandasnya. MC Kalsel/tgh