Penguatan Pelayanan KB era JKN

Direktur Bina Keluarga Berencana (KB) Jalur Swasta Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Pusat Widwiyono menyampaikan sambutan pada acara Pertemuan penguatan pelayanan Keluarga Berencana (KB) era JKN melalui peningkatan promosi konseling kesehatan reproduksi tingkat provinsi Kalimantan Selatan tahun 2019, di ballroom hotel Delima, Selasa (02/07/2019). MC Kalsel/scw

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Kalsel menggelar Pertemuan penguatan pelayanan Keluarga Berencana (KB) era JKN melalui peningkatan promosi konseling kesehatan reproduksi tingkat provinsi kalimantan selatan tahun 2019, di ballroom hotel Delima, Selasa (02/07/2019).

Kegiatan ini merupakan rangakai dari peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke 26 tahun 2019.

Dalam sambutannya, Pelaksana Tugas (Plt) Direktur kesehatan reproduksi BKKBN Pusat yang diwakili oleh Direktur Bina Keluarga Berencana (KB) Jalur Swasta Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Pusat, Widwiyono mengatakan arah kebijakan dan strategi BKKBN dalam menyelenggarakan pembangunan Bidang Pengendalian penduduk dan keluarga berencana dalam periode 2015-2019 adalah peningkatan akses dan pelayanan Kb yang merata dan berkualitas, penguatan advokasi dan komunikasi, informasi dan edukasi (KIR) KKBPK, peningkatan pembangunan keluarga, pwnguatan regulasi, kelembagaan, setta data dan informasi.

Menurutnya, Berdasarkan SDKI 2017, diketahui 30 persen wanita kawin dan 34 persen pria kawin tidak terpapar pesan KB melalui salah satu dari enam sumber media (televisi, radio, koran/majalah, poster/pamflet, papan iklan/spanduk/umbul-umbul, dan internet). Informasi mengenai pesan KB juga dapat diberikan melalui kontal personal. Sebagaimana didapat data wanita kawin paling banyak informasi tentang KB dari perawat/ Bidan (24 persen), diikuti oleh PKK / Kader (12persen), Dokter (7 persen) dan Petugas KB (7 persen).

Selain masih rendahnya akses informasi mengenai pesan KB, persoalan kesehatan reproduksi dapat dilihat dari masalah kelangsungan hidup ibu, bayi, dan anak yang pada saat ini masih rendah. Hal ini terlihat masih tingginya angka kematian ibu (AKI) sebesar 305/ 100.000 kelahiran hidup (data supas 2015) sedangkan jumlah kematian ibu sebanyak 4221,” katanya.

Oleh karena itu dalam rangka mengurangi kematian ibu dan angka kematian bayi, perlu kita gaungkan kembali “4T” (terlalu muda, terlalu tua, terlalu rapat, terlalu banyak) dan “3T” (terlambat mengambil keputusan, terlambat sampai ke tempat rujukan dan terlambat mendapat penanganan.

Ia berharap dengan kegiatan ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua. Mitra kerja dapat terus memberikan komitmen dan dukungan peningkatan promosi dan konseling kesehatan reproduksi secara berkesinambungan.

Sementara itu Kepala Bidang KB dan KR BKKBN Kalsel, Ramlan mengatakan Laporan ketua panitia oleh Kabid KB/KR Ramlan mengatakan Tujuan kegiatan ini adalah meningkatkan capaian pelayanan KB yang berkualitas melalui akses pelayanan kontrasepsi dengan pembiayaan pelayanan melalui jaminan kesehatan nasional, serta menigkatkan pengetahuan mengenai pembiayaan pelayanan KB Era JKN melalui INA-CBGs di Fasilitas kesehatan tingkat lanjutan (FKTL) agar dapat meningkatkan kualitas kesehatan reproduksi masyarakat khususnya di provinsi Kalimantan Selatan.

Peserta kegiatan ini berjumlah 112 orang yang berasal dari Kabupaten / Kota Se Kalimantan Selatab berjumlah 78 orang, dan dari mitra kerja 34 orang. MC Kalsel/scw

Mungkin Anda Menyukai

Tinggalkan Balasan