Pemerintah Provinsi Kalimantan terus berupaya untuk mengembangkan destinasi wisata yang ada di Kalimantan Selatan, salah satunya adalah destinasi wisata Tahura Sultan Adam yang berlokasi di Mandiangin Kabupaten Banjar.
Hal tersebut di utarakan oleh Kepala Unit Pelayanan Teknis (UPT) Tahura Sultan Adam, Rahmad Riansyah pada saat ditemua tim media center di kantor setempat, Kamis (9/5/2019).
Rahmad mengatakan Tahura Sultan Adam memiliki luasan 112.000 ribu hektar dan secara alternatif berada didua kabupaten yaitu kabupaten Banjar dan Kabupaten Tanah Laut.
“Maka dari itu pemerintah Provinsi Kalsel telah mengucurkan dana luar biasa dalam pengembangan tahura sultan adam dan untuk wisata Madiangin sendiri juga luar biasa dengan biaya pemeliharaannya satu tahun sebesar Rp7 miliar,” kata Rahmad.
Rahmad mengungkapkan dalam hal pengelolaannya Tahura Sultan Adam sendiri terbagi tiga resort yaitu resort pengelolaan hutan ada di Tanjung Bajuin, Sungai Luar dan di Rantau Balai.
“Jadi arah pembangunan kehutanan yang ada di Tahura Sultan Adam sudah sangat jelas yaitu dimulai dari tingkat bawah, teman – teman yang bertugas sebagai KPH karena tugasnya banyak sekali yaitu meliputi kegiatan – kegiatan pemberdayaan masyarakat, pergaulan sosial, kemudian penentuan jasa lingkungan yang strategis serta ditargetkan satu RPH minimal satu tahun itu mengeksplor 5 lingkungan,” ungkapnya.
Sedangkan khusus untuk di Mandiangin ini banyak sekali terdapat fasilitas yang dibangun oleh UPT Tahura Sultan Adam tapi sebelumnya UPT Tahura ini merupakan Unit Pelaksana Teknis dari Dinas Kehutanan Provinsi Kalsel.
“Alhamdulillah perkembangan di Mandiangin untuk sekarang ini kita didukung dan diback up penuh oleh Pemprov kalsel,” ujarnya.
Disamping itu secara dana kita juga di back up penuh oleh APBD tingkat I dan juga teman – teman dari mitra kerja yang menyisihkan sedikit keuntungan dari CSR maupun dana lain yang tidak mengikat.
Oleh karena itu memang dalam hal pembenahan kami ini tidak bisa berdiri sendiri artinya perlu dukungan oleh pihak lain seperti dari SKPD lain, kemudian dari Kabupaten itu sendiri, karena mengingatkan keberadaannya di wilayah Kabupaten Banjar secara administratif termasuk di Kecamatan Karang Intan.
Selanjutnya Ia mengatakan upaya dalam mendokrak dan promosi wisata sendiri ada beberapa trik yaitu memasang penunjuk jalan,memasang plang – plang informasi serta ditempat penangkaran satua dan menambah tenaga kontrak untuk tour guide serta mencetak letflet – letflet.
Lebih lanjut Rahmad menerangkan spot adalan yang ada di Mandiangin adalah penangkaran rusa dan ekowisata memiliki fungsi edukasi, sedangkan untuk wisata keluarga kita punya air terjun dan kolam pemandian tapi yang menjadi unggulan cuma dua yaitu satu yang di tengger yang terkenal negeri diatas awan dan persanggahan situs Belanda.
“Jadi kami akan terus mengembangkan wisata yang ada di Tahura Sultan Adam dengan menambah berbagai spot wisata yang dapat dikembangkan salah satunya Pesanggrahan Belanda, Puncak Tengger, dan yang paling banyak diminati yaitu Puncak Repeater ( Negeri di atas awan),” harapnya.
Untuk tarif retribusi masuk sendiri ada payung hukumnya yaitu peraturan daerah jadi dengan tarif sebesar Rp10.000,00 plus asuransi Rp1.000,00 pengunjung bisa menimati semua spot wisata di Mandiangin.
Sementara itu pada bulan ramadan awal agak menurun sedikit mengingat pada awal musim ramadan itu fokus kegiatan ibadah, masalah makanan biasanya akan diperbaiki pada minggu kedua sampai dengan nanti mendekati setelah lebaran dan pucaknya pengunjung disetelah lebaran.
“Tetapi ini ada positifnya bagi kami, sepinya pengunjung ini memberikan waktu kami untuk membenahi tempat wisata, artinya pada saat pengunjung ramai kami agak kesusahan untuk menata tempat seperti lahan parkir, kanebo, jalan dan lainnya,” pungkasnya. MC Kalsel/Scw