Gangguan pendengaran tidak hanya memberikan dampak negatif terhadap penderitanya, namun juga berdampak pada pasangan, keluarga dan teman-temannya. Gangguan pendengaran yang tidak dapat ditangani dapat mempengaruhi kualitas hidup dari berbagai sisi. Bahkan tanpa disadari, penurunan kualitas hidup tersebut terjadi dengan sangat cepat.
Hal ini disampaikan oleh Consultant PT Alat Bantu Dengar Indonesia (ABDI) branch office Banjarmasin Nur Dahlina, Kalimantan Selatan saat memberikan konseling kepada pasien di ruang Konseling ABDI Banjarmasin, Selasa (05/3/2019).
“Umumnya seseorang menderita gangguan pendengaran pada kedua telinga yang memiliki kemampuan mendengar sedikit lebih baik”, kata Dahlina saat memberikan konseling kepada pasien.
Terlepas dari pemilihan jenis konsultasi dengan seorang audiologis, dokter THT, atau seseorang spesialis alat bantu dengar, penting untuk memilih seseorang yang memang ahli dalam masalah pendengaran.
Dahlina juga menambahkan, “Kami para ahli memiliki pelatihan dan peralatan yang dibutuhkan untuk memeriksa saluran telinga, untuk mengukur kemampuan mendengar secara objektif, menilai kebutuhan unik telinga dan memberikan solusi yang paling sesuai berdasarkan semua informasi penting”.
Umumnya mereka yang memiliki gangguan pendengaran tidak menyadarinya sejak awal karena memang prosesnya terjadi secara perlahan.
Ia menghimbau agar anak usia remaja khususnya mengurangi kebiasaan mereka menggunakan earphone atau headset untuk mendengarkan musik karena 1 milyar anak muda didunia mengalami gangguan pendengaran .
Dahlina juga berharap agar pasien yang memiliki pendengaran yang kurang tidak malu untuk berkonsultasi dan memeriksakan gangguan telinga kepada yang ahli, karna dengan kemajuan teknologi alat bantu dengar terbaik dapat diciptakan dari masa ke masa yang di lengkapi dengan fitur komunikasi satu sama lain untuk hasil pendengaran yang lebih baik dan natural. MC Kalsel/ Scw