Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalimantan Selatan mengakui banyaknya lulusan SMK yang belum terserap dengan maksimal oleh lapangan kerja yang sesuai dengan bidang keahliannya. Seperti yang banyak terjadi pada lulusan SMK bidang penyiaran dan multimedia, yang rata-rata bekerja di instansi yang jauh berbeda dengan ilmu yang diterimanya di sekolah.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kalimantan Selatan, Muhammad Yusuf Effendi mengungkapkan bahwa masalah tersebut sebenarnya merupakan ranah pihak sekolah. Dimana seharusnya, sekolah aktif menjalin kerjasama dengan instansi-instansi yang sesuai dengan bidang keahlian di kejuruan masing-masing, agar nantinya lulusan SMK tersebut dapat diserap oleh lapangan pekerjaan yang tersedia. “Tidak hanya penyaluran peserta didik untuk magang saja, tetapi juga setelah lulus dari sekolah seharusnya disiapkan terlebih dahulu,” jelasnya kepada wartawan, Kamis (17/01/2019).
Ia menceritakan salah satu SMK di Kalimantan Selatan yang bekerjasama dengan PLN dalam penyaluran lulusan sejak awal magang. Di mana peserta didik juga dibawa ke lapangan untuk melihat langsung kondisi di pembangkit listrik dan suasana kerja di lingkungan tersebut. Sehingga ketika sudah lulus Ujian Nasional dan Ujian Keahlian di sekolah, yang bersangkutan dapat dengan mudah beradaptasi dengan lingkungan kerja di bidang tersebut. Bahkan ditambahkan Yusuf, PLN juga menyerap tenaga kerja langsung dari lulusan tersebut karena sudah melihat kinerja dan potensinya selama masa magang.
Hal inilah yang menurutnya perlu dilakukan oleh pihak sekolah, agar ilmu yang diberikan dapat benar-benar diimplementasikan oleh peserta didik sesuai dengan keahlian yang dimiliki. Apalagi saat ini masih diperlukan tenaga kerja yang memiliki kompetensi khusus di bidangnya yang diharapkan mampu berkontribusi bagi pengembangan sektor industri di Kalimantan Selatan. MC Kalsel/rmd