Beayun Maulid Menjadi Tradisi Kalsel

Asisten III Bidang Administrasi Umum Setda Provinsi Kalimantan Selatan, Heriansyah menyampaikan sambutan sekaligus membuka secara resmi acara Baayun Maulid ke-20 Tahun 2018 dalam rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW di Halaman Museum Lambung Mangkurat Banjarbaru, Kamis (29/11). MC Kalsel/scw

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalsel menggelar acara Baayun Maulid ke-20 Tahun 2018 dalam rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW di Halaman Museum Lambung Mangkurat Banjarbaru, Kamis (29/11).

Gubernur Provinsi Kalsel yang dalam hal ini diwakili oleh Asisten III Bidang Administrasi Umum Setda Provinsi Kalimantan Selatan, Heriansyah mengatakan dengan pelaksanaan baayun maulid ini diharapkan dapat memperkenalkan kembali dan mewariskan nilai – nilai budaya Banjar kepada generasi muda, sehingga tradisi – tradisi yang baik seperti ini tidak punah oleh perubahan zaman.

“Oleh karena itu diharapkan seluruh masyarakat bisa memelihara tradisi baayun maulid di Kalimnatan Selatan,” katanya.

Selanjutnya tradisi yang baik ini kita harapkan jangan sampai kehilangan makna dan sudah menjadi keharusan kita untuk memaknai arti yang terkandung didalam peringantan maulid ini, terutama makna kecintaan dan penghormatan kita terhadap Nabi Muhammad SAW yang menorehkan sejarah amat besar dimuka bumi.

Sekretaris dinas pendidikan dan kebudayaan Provinsi Kalsel, M Suhariyanto mengatakan penggelaran beayun maulid ini sangat tepat dilaksanakan karena untuk memperingati kelahiran nabi besar Muhammad SAW dan juga memberikan pengalaman nilai – nilai religius bagi anak – anak dan keluarga yang mengikuti pergelaran.

“Sebagaimana kita ketahui kecerdasan spritual, emosional, intelektual dan sosial budaya anak sangat berkembang pesat pada usia 0 sampai 6 tahun sehingga keikutsertaan untuk pergelaran beayun maulid diharapkan memberikan simulasi yang tetap terkokoh bagi tumbuh kembangnya dimasa mendatang,” ucapnya.

Sementara itu Fungsional Pamong Budaya Meseum Lambung Mangkurat Provinsi Kalsel, Slamet Hadi Triyanto mengatakan tradisi baayun maulid yang diadakan setiap setahun sekali di halaman Museum Lambung Mangkurat dari tahun 2000 itu, diikuti sebanyak 171 peserta dari berbagai kalangan usia.

“Ini pagelaran baayun maulid yang sudah ke-20 kalinya terhitung dari tahun 2000. Malah pada tahun sebelumnya kita pernah melaksanakan dua kali acara baayun maulid ini,” ujarnya.

Menurutnya, jika jumlahnya tidak dibatasi, maka peserta baayun maulid tahun ini pasti akan lebih banyak lagi. “Semula kita menargetkan 160 peserta, tapi karena dikembangkan lagi, lalu sampai hari acaranya terdata 171 peserta. Harapan kami, tiap tahun pesertanya dapat bertambah, tapi masih terkendala anggaran,” ungkapnya.

Oleh karenanya, ia mengatakan, untuk kedepannya, pihaknya akan mengusulkan penambahan anggaran dan fasilitas. Menariknya, jika pada tahun sebelumnya peserta tertua berusia 70 tahun, maka peserta tertua pada baayun maulid di Banjarbaru tahun ini berusia 71 tahun. Peserta ini berasal dari warga Jalan Kaca Piring, Loktabat Utara Banjarbaru, bernama Siti Syamsiah.

Sementara itu kegiatan ini menghadirkan penceramah Al Habib Hasan bin Hasyim Ba’abud dari Banjarbaru dan grup maulid dari Hidayatus Sibiyan dari Martapura pimpinan KH Muhammad Zarkasi Naseri. MC Kalsel/scw

Mungkin Anda Menyukai

Tinggalkan Balasan