Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kalimantan Selatan kembali merilis pertumbuhan industri manufaktur Besar, Sedang dan Mikro Kecil Provinsi Kalimantan Selatan tahun 2018, pada acara jumpa pers di aula Kantor BPS, Banjarbaru, Kamis (1/11).
Kepala Bidang Staf Produksi BPS Provinsi Kalsel, Rismanto mengatakan pada triwulan III tahun 2018, produksi industri manufaktur besar dan sedang (q-to-q) Provinsi Kalsel mengalami pertumbuhan positif sebesar 5,10 persen dibanding produksi industri triwulan II tahun 2018 .
“Pertumbuhan postif produksi di Kalimantan Selatan tersebut didorong oleh dua kelompok industri manufaktur besar dan sedang, yaitu industri makanan (KBLI-10) yang mengalami pertumbuhan postif produksi sebesar 8,55 persen, dan industri bahan kimia dan barang dari bahan kimia (KBLI-20) yang mengalami pertumbuhan produksi posistif sebesar 7,30 persen” ucap Rismanto
Sedangkan kelompok industri manufaktur besar dan sedang yang mengalami pertumbuhan negatif lanjut Rismanto, yaitu industry kayu, barang dari kayu dan gabus (tidak termasuk furniture) dan barang anyaman dari rotan, bambu dan sejenisnya (KBLI-16) serta industry karet, barang dari karet/plastic (KBLI-22) dan kelompok industry ini mengalami pertumbuhan produksi negative masing – masing sebesar 1,07 persen dan 1,13 persen.
“Jika dibandingkan dengan triwulan yang sama pada tahun sebelumnya, maka industri manufaktur besar dan sedang di Kalsel pada triwulan III 2018 mengalami pertumbuhan positif sebesar 8,22 persen” jelasnya.
Menurutnya pertumbuhan positif tersebut didukung oleh dua kelompok industri yang mempunyai andil dalam pertumbuhan produksi positif tersebut adalah makanan (KBLI-10) yang mengalami pertumbuhan produksi positif sebesar 9,54 persen serta industry bahan kimia dan barang dari bahan kimia (KBLI-20) dengan pertumbuhan produksi posistif sebesar 0,49 persen
Industri kayu, barang dari kayu dan gabus (tidak termasuk furniture) dan barang anyaman dari rotan, bamboo dan sejenisnya (KBLI-16) dengan pertumbuhan negative produksi sebesar -10,35 persen serta industry karet, barang dari karet atau plastic (KBLI-22) dengan pertumbuhan negatif produksi sebesar 12,63 persen.
Sementara itu terkait dengan pertumbuhan industri manufaktur mikro (kecil), Rusmanto mengungkapkan pada tirwulan III tahun 2018 dibandingkan dengan triwulan sebelumnya produksi industri manufaktur mikro di Kalsel (q-to-q) mengalami pertumbuhan positif sebesar 9,14 persen.
Hal ini disumbangkan oleh empat kelompok utama yaitu kelompok industry yang meliputi industry makanan dengan pertumbuhan positif sebesar 12,84 persen, industry minuman dengan pertumbuhan positif sebesar 26,30 persen, industry kayu, barang dan kayu, barang dari kayu dan gabus (tidak termasuk furniture) dan barang anyaman dari bamboo, rotan dan sejenisnya dengan pertumbuhan positif 21,44 dan industry percetakan dan reproduksi media rekaman dengan pertumbuhan positif sebesar 17,08.
“Namun sebaliknya ada pula beberapa kelompok industri yang mengalami pertumbuhan negatif yakni industry barang loga,, bukan mesin dan peralan (KBLI-25) dengan pertumbuhan negative sebesar 7,22 persen, industry alat angkutan lainnya (KBLI-30) dengan pertumbuhan negative sebesar 2,41 persen, dan indistri farmasi, produksi obat kimia dan obat tradisional (KBLI-21) dengan pertumbuhan negative sebesar 0,05 persen,” pungkasnya. MC Kalsel/tgh