Kebudayaan Banjar Bersentuhan dengan Budaya Islam

Suasana rapat koordinasi bidang kebudayaan tahun 2018 Kab/Kota se-Kalimantan Selatan di Hotel Roditha Banjarmasin, Rabu (10/10). MCKalsel/scw

Biro Kesra Setda Prov Kalimantan Selatan Menggelar acara rapat koordinasi bidang kebudayaan tahun 2018 Kab/ Kota se Kalimantan Selatan dengan tema Peran Pemerintah Daerah Dalam Rangka Melestarikan Situs Budaya Religius dan Menjadikan sebagai Objek Wisata Di Kalimantan Selatan bertempat di Hotel Roditha Banjarmasin, Rabu (10/10).

Tujuan diadakannya rakor kebudayaan ini sebagai ajang musyawarah untuk mufakat secara luas dan sarana diskusi bagi Pemerintah Provinsi dan Kab/Kota dalam upaya mendapatkan masukan dan saran penyelesaian tentang permasalahan dan upaya pemajuan kebudayaan daerah, serta untuk mewujudkan komitmen bersama antara pemerintah provinsi dan Kab/Kota dalam upaya pemajuan kebudayaan sebagai kompas pembangunan nasional.

Gubernur Kalimantan Selatan yang diwakili Asisten 2 bidang ekonomi pembangun Hermansyah Manaf dalam sambutannya menyampaikan “ Budaya ibarat software yang ada di otak kita berisi tuntunan, pemikiran, adat istiadat yang berkembang dan menjadi kebiasaan masyarakat.

Penanaman nilai melalui wisata budaya religius akan efektif ditanamkan kepada generasi muda dengan proses pembiasaan dan memberi taulafan melalui tokoh-tokoh religius di Kalimantan Selatan”.

Pemerintah wajib memfasilitasi, agar situs budaya religius terawat dengan baik, sehingga generasi yang akan datang masih dapat melihat dan mengambil hikmah dari setiap situs budaya.

“Hendaknya wisata religius kita bisa lebih terawat dan menarik untuk di kunjungi oleh wisatawan baik wisatawan nusantara maupun wisatawan mancanegara”.

Selama ini wisata budaya religius adalah ciri khas Kalimantan Selatan dan sudah banyak dikenal diseluruh nusantara. Budaya religius yang ada di Kalimantan Selatan merupakan upaya untuk mewariskan kepada generasi muda nilai-nilai luhur agama, sekaligus sebagai transmisi pengetahuan dan sejarah agama yang ada di Kalimantan Selatan, ujarnya.

Beliau juga mengharapkan melalui rakoor ini agar dapat membangun pondasi budaya religius agar lebih dikenal masyarakat, tidak hanya masyarakat Indonesia Kalimantan Selatan tetapi juga masyarakat Indonesia. (Scw)

Mungkin Anda Menyukai

Tinggalkan Balasan